Ahok, yang punya banyak pendukung di DKI Jakarta, meng-endorse mantan stafnya, Ima Mahdiah, menuju Pemilu 2019. Ahok bahkan mengenakan kaus merah dan menyuarakan agar warga DKI memilih caleg PDIP untuk DPRD DKI Jakarta tersebut. Apakah sedikit exercise politik Ahok ini masih ngefek mempengaruhi warga Ibu Kota?
Founder Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai kekuatan elektoral Ahok tak bisa diremehkan. Menurutnya, Ahok memang kalah di Pilgub DKI 2017, namun perolehan suaranya tidaklah kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rico memandang comeback-nya Ahok ke panggung politik juga berimbas ke PDIP. Lantaran yang dikampanyekan caleg PDIP.
"Masuknya Ahok ini bisa dikatakan menjadi faktor penambah suara PDIP di nasional dan terutama Jakarta. Jangan lupa, biar kalah suara Ahok di pilgub DKI lalu 42 persen, sangat besar," katanya.
PDIP sendiri menyambut gembira kembalinya Ahok ke panggung politik. PDIP menghargai pilihan Ahok itu meski tetap waspada adanya politisasi.
"Pasti ada plus-minusnya, yang kita harus hati-hati jangan sampai ada politisasi dari exercise-nya Pak Ahok," kata elite PDIP Eva Kusuma Sundari.
Di skala yang lebih luas, kembalinya Ahok ke panggung politik nasional dinilai membawa efek yang lebih besar. Founder lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio menilai Ahok memiliki loyalis yang sangat besar dan beririsan dengan loyalis Jokowi.
"Tapi sebaliknya Ahok bersabar terjun ke politik hingga residu 2017 berhasil dipadamkan. Menurut saya, ditahan dulu, bahkan untuk PDIP, kecuali sudah kehabisan rumus strategi sehingga memaksakan BTP yang berisiko membuat blunder dan menurunkan elektabilitas," kata Hendri bicara efek Ahok comeback terhadap PDIP dan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Saksikan juga video 'Rencana Ahok 'Ngamen' Bareng Teman Penjara di Streaming Radio':
(van/van)