Jembatan itu menghubungkan dua desa di Muara Gembong, yakni Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Bahagia yang terpisah oleh Kali Citarum. Jokowi mengatakan, pembangunan jembatan itu memang sengaja dia perintahkan pada tahun 2017 silam, saat dia berkunjung dan melintas di lokasi yang sama.
Baca juga: Jokowi: Bekasi Jauh, tapi Masih Indonesia |
Jokowi menuturkan jembatan itu ditujukan untuk mempermudah akses warga maupun untuk produksi udang di Desa Pantai Bahagia. Untuk diketahui, terdapat sekitar 11 ribu hektare lahan yang sebagian digunakan untuk lokasi tambak udang oleh warga sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga sekitar rupanya banyak yang menamakan jembatan itu dengan nama 'Jembatan Jokowi'. Jokowi tidak keberatan dengan penggunaan namanya itu.
"Ya kalau jembatan kecil-kecil gitu nggak apa-apa. Saya yang bagian kecil-kecil sajalah," katanya.
Namun yang terpenting, kata Jokowi, jembatan itu bisa dilewati mobil. Sebelumnya, jembatan yang ada yakni jembatan gantung yang hanya bisa dilewati sepeda motor.
"Gimana mobil mau lewat? Ke mana?" kata Jokowi.
Tak hanya jembatan, Jokowi juga mendapat laporan dari warga mengenai akses warga dari Muara Gembong ke Jakarta atau sebaliknya sepanjang 13 km. Dia mengatakan ada jalan yang rusak.
"Tadi ada keluhan dari masyarakat akses Jakarta yang hanya 13 km, sangat jelek sekali. Saya mau lihat, saya perbaiki. Karena ini adalah tempat produksi. Tempat-tempat seperti ini harus diperhatikan sehingga untuk menjual udang, ikan dan produk yang lain lebih cepat sehingga lebih fresh, lebih segar," katanya.
Untuk diketahui, pada November 2017 lalu, Jokowi menyambangi Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong. Untuk mencapai dari satu desa ke desa lainnya itu, Jokowi mengendarai sepeda motor jenis trail. Dia juga melintas di jembatan gantung yang bergoyang ketika dilintasi sepeda motor.
(jor/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini