"Belum sempat nimbang lagi," kata Titi dengan tawa lebar saat berbincang dengan detikcom, Rabu (30/1/2019).
Untuk menimbang badan, Titi harus dibawa lagi ke rumah sakit. Sebab, di rumah tak ada timbangan beras dan badannya tidak cukup melewati pintu rumah ke rumah sakit. Meski belum tahu berat badannya turun berapa kilogram, tapi ia sudah merasa badannya lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna menggenjot berat badannya turun, ia menyetop berbagai kegemaran buruknya. Seperti ngemil dan makan gorengan.
"Sudah nggak mau gorengan. Nggak kepingin lagi. Nggak tahu kalau lihat deh," ujar Titi dengan bercanda lepas.
Sebagai makan besar, ia kini makan ikan gabus tanpa garam dan vetsin. Selain itu, ia minum yogurt dan susu Nutrijel.
"Ngemil nggak boleh," katanya.
Titi Wati dioperasi tim dokter RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sebanyak 14 dokter turun tangan 'memotong' usus Titi dan terus menjaga Titi pascaoperasi. Semua biaya ditanggung Pemprov Kalteng.
Perkembangan kondisi Titi berbeda jauh sebelum dioperasi pada 15 Januari 2019. Kala itu, untuk membawa Titi, dinding rumahnya harus dijebol karena badannya sangat besar. Titi juga hanya bisa tengkurap dan memandangi dinding rumah.
Saksikan juga video 'Pascaoperasi, Kondisi Titi Wati 220 Kg Stabil':
(asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini