"Saya sudah tanya kapoldanya, itu lebih banyak terjadi secara spontan, ya. Terjadi secara spontan, sudah didamaikan oleh Pak Kapolda," kata Tito seusai rapat pimpinan TNI-Polri 2019 di auditorium STIK-PTIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya minta, seandainya ada kejadian lagi, siapa pun yang melakukan, apalagi bawa parang dan lain-lain, ada yang melempar, proses," kata
"Proses hukum tegas dua-duanya. Supaya nggak terulang," tegas dia.
Insiden pelemparan batu ke Masjid Jogokariyan terjadi seusai acara 'Deklarasi Jogja Dukung Jokowi' di Kompleks Stadion Mandala Krida, Minggu (27/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Muhammad Fanni Rahman, menceritakan insiden ini terjadi setelah pihak masjid menggelar pemilihan takmir, dengan salah satu rangkaian kegiatannya berupa pengajian dan pembagian sembako.
Namun, setelah membagikan sembako, tiba-tiba terjadi pelemparan batu dari peserta konvoi ke arah masjid. Fanni yakin batu yang dilempar berasal dari peserta 'Deklarasi Jogja Dukung Jokowi' lantaran peserta konvoi yang melempari masjid memakai atribut merah. Dia juga mengaku kenal dengan sebagian pelaku.
Masyarakat kampung dan remaja masjid tak terima dan mencoba melawan. Mereka mengusir peserta konvoi, termasuk melakukan lemparan balasan ke arah massa konvoi. Tak lama, aparat kepolisian datang dan menenangkan situasi. Pihak polsek bersama Koramil dan Pemerintah Kecamatan Mantrijeron kemudian melakukan mediasi untuk mendamaikan kedua massa. (aud/idn)