"Ada banyak tantangan kebangsaan yang terbagi menjadi internal dan eksternal. Secara internal, masih banyak pemahaman agama yang keliru. Nggak perlu saling menyalahkan, salah satunya radikalisme," ujar Mangindaan di Aula Mapaluis Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Manado, Selasa (29/1/2019).
Ia mengatakan hal tersebut saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR di acara Pelantikan DPD IPKANI Provinsi Sulut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengungkapkan bahwa kurangnya keteladanan sikap pemimpin bangsa dan tidak berjalannya hukum secara optimal menjadi tantangan bangsa yang harus diwaspadai.
"Contohnya banyak yang masih korupsi dan terjadi penyelewengan. Baru masuk 1 bulan, di tahun 2019 sudah ada OTT. Harusnya kan berjuang benar-benar menjadi teladan. Kalau kita ikuti kabar di media, penegak hukum pun kena OTT. Bagaimana mau mengurus bangsa?" katanya.
Mangindaan turut menjelaskan tantangan bangsa dari eksternal, seperti globalisasi dan makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.
"Kalau menyusun APBN harus ada asumsi yang sifatnya global. Misal mau menentukan kenaikan harga BBM harus ada perhitungannya. Inflasi berapa, pertumbuhan ekonomi berapa. Ini pengaruh yang harus diwaspadai, tapi harus kita atasi," jelas mantan Gubernur Sulut ini.
Demi menjawab tantangan bangsa tersebut, Mangindaan menegaskan bahwa pemahaman Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) sangat penting untuk diimplementasikan di kehidupan sehari-hari.
"Sosialisasi Empat Pilar MPR ini penting untuk kita mengetahui jati diri bangsa. Arah dan tujuan kita ada di Empat Pilar ini. Hal yang paling penting, kita juga sadar untuk selalu bersama-sama dan seluruh komponen harus bersatu demi membangun bangsa," katanya. (ega/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini