Satu Balita Meninggal karena DBD di Maros Sulsel

Satu Balita Meninggal karena DBD di Maros Sulsel

M Bakrie - detikNews
Selasa, 29 Jan 2019 14:41 WIB
Ilustrasi (dok.detikcom)
Maros - Selama dua bulan terakhir, jumlah penderita demam berdarah di Maros, Sulawesi Selatan meningkat drastis. Dari 20 orang di bulan Desember 2018, naik menjadi 61 orang selama Januari 2019.

Usai banjir besar melanda, bayi usia 8 bulan, bahkan dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salewangang Maros akibat DBD.

Hingga kini, pihak RSUD masih menangani puluhan pasien, baik yang telah positif maupun yang masih dicurigai atau suspek DBD. Semua pasien, didominasi oleh usia anak, mulai dari usia 5 bulan hingga 12 tahun.

"Desember 20 kasus. Nah di januari ini sudah ada 61 orang. Penyebabnya jelas karena cuaca, apalagi pasca banjir besar lalu. Sebagian besar pasien sudah kita pulangkan tapi masih ada yang kita rawat. Baru-baru ini ada bayi 8 bulan yang meninggal karena DBD," katanya, Selasa (29/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pasien DBD yang diterima di RSUD Salewangang, terpaksa dirujuk ke Makassar karena kondisinya yang kritis dan keterbatasan alat medis. Namun, kebanyakan pasien tetap menjalani perawatan di RSUD Maros sampai dinyatakan sembuh. Mereka rata-rata telah dirawat selama 4 hari dan merupakan pasien rujukan dari Puskesmas.

"Kita pusatkan di ruang inap Seruni. Mereka memang pasien rujukan dari Puskesmas yang telah mendapatkan penanganan di sana. Kalau yang positif DBD, masih ada sekitar 7 orang yang kita rawat inap saat ini," paparnya.

Selain pengasapan atu fogging, Dinas Kesehatan Maros telah jauh hari melaksanakan program satu rumah satu juru pemantau jentik yang diharapkan bisa meminimalisir kembang biak jentik. Pasalnya, fogging dinilai tidak efektif karena hanya mematikan nyamuk saja.

"Kalau hanya fogging itu tidak terlalu efektif karena hanya membunuh nyamuknya, jentiknya tidak. Nah makanya kita telah adakan program antisipasi jauh-jauh hari. Kita harap warga bisa menjaga lingkungan dan melapor kalau ada warga yang dicurigai DBD," pungkasnya. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads