Pernyataan tersebut disampaikan Ma'ruf di Rakornas LDNU yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019). Dalam acara tersebut, Ma'ruf menyematkan sorban berpin 01 dan tanda tangannya kepada perwakilan LDNU tiap wilayah.
"Jangan terprovokasi, hoax ini saya katakan tsunami teknologi. Tsunami teknologi hoax tidak hanya melanda Indonesia bahkan sampai mancanegara isu itu. Itu bahaya, kita harus bisa tangkal, jernih kan," ucap Ma'ruf saat sambutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain hoax, Ma'ruf juga meminta Dai Medsos memerangi penyebaran radikalisme. Cawapres nomor urut 02 itu menegaskan radikalisme bertentangan dengan NU.
"Ini memang radikalisasi, intoleran ini berkembang bahkan masuki titik, yang bukan hanya dakwah tapi juga politik. Dibaca politisasi, menggunakan instrumen politik untuk menangkan gerakan radikal dan intoleran. Ini yang harus kita hadapi. Inilah, NU harus muncul di depan," papar Ma'ruf.
Ketua LDNU Agus Salim menilai program 34 ribu Dai Medsos merupakan keharusan saat globalisasi. Menurutnya, saat itu diperlukan jargon tak hanya 'NKRI Harga Mati'.
"Kita sadar, hidup di era milenial. Itu ditandai dengan kecanggihan, kedahsyatan dari teknologi, yang ujungnya mengalir deras informasi baik positif maupun negatif. Kita perlu buat jargon, 'Melek Medsos Harga Mati'," ucap Agus. (aik/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini