"Memang kemarin agak tegesa-tergesa saya melihatnya, jadi sebenarnya kan diselesaikan administratifnya dulu," ujar Buya Syafii di Gedung Bhayangkari, Jalan Senjaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (27/1/2019).
"Menurut saya juga semestinya sebelum sampai ke publik diselesaikan dulu. Itu tampaknya ada kekurangan di situ," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buya Syafii mengungkapkan, salah satu administrasi yang perlu diselesaikan adalah pernyataan tertulis Ba'asyir untuk setia kepada NKRI. Buya Syafii pun mengaku sedih mendengar Ba'asyir enggan untuk meneken pernyataan setia kepada Pancasila dan NKRI.
"Kan ada aturan teken ini, teken itu, dia tak mau. Saya sesungguhnya sedih melihat ini, dia sudah tua sakit-sakitan, ada pembekuan darah, jantung. Semestinya dia karena di Indonesia ikut aturan Indonesia lah. Saya sedih lah saya kenal dia," katanya.
Buya Syafii pun menepis pernyataan yang menyebut pembebasan Ba'asyir bersifat politis karena menjelang Pilpres 2019. Menurutnya, pembebasan Ba'asyir memang sudah lama diajukan.
"Kan ini sudah lama prosesnya, sudah lama dan juga permintaan keluarganya sudah lama," tuturnya.
Buya Syafii menekankan, pernyataan Ba'asyir untuk setia kepada Pancasila dan NKRI tidak bisa dikesampingkan sebagai syarat untuk bebas.
"Ndak bisa (tidak buat pernyataan setia kepada NKRI dan Pancasila). Nanti yang lain-lain minta begitu. Heboh (jadinya)," ucapnya. (nvl/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini