"Ini bisa saja 'playing victim' untuk mengalihkan isu 'Indonesia Barokah'," kata juru bicara Badan Pemenangan Pemilu Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, kepada wartawan, Sabtu (26/1/2019).
Soal 'Indonesia Barokah', menurut Andre, tabloid itu berusaha membangun bingkai opini. Isi tabloid itu telah dinilai menyudutkan pasangan Prabowo-Sandi. Tabloid itu sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah menelusuri tabloid ini ke sejumlah daerah. Alamat kantor redaksi tabloid 'Indonesia Barokah' ternyata palsu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontroversi tabloid 'Indonesia Barokah' kini disusul dengan isu selebaran 'Say No Jokowi' yang isinya menyerang pasangan calon Jokowi-Ma'ruf Amin. Andre melihat strategi seperti ini juga diterapkan dalam kasus sebelumnya, yakni kasus alat peraga kampanye 'Raja Jokowi'. Setelah isu ramai dengan tuduhan sana-sini, akhirnya terungkap pemasangnya merupakan pro-Jokowi.
"Patut diduga isu 'Say No Jokowi' ini juga maling teriak maling, supaya terkesan mereka dizalimi," ujar Andre. "Silakan diinvestigasi."
Baca juga: Kata Bawaslu soal Selebaran 'Say No Jokowi' |
Dia menjamin bukan pihak Prabowo-Sandiaga yang membikin dan menyebarkan selebaran itu. "Saya garansi itu bukan disebarkan oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Kami tidak mendukung cara-cara yang mendiskreditkan pasangan calon lain," kata dia.
Selebaran itu, menurut kubu Jokowi, beredar di Magelang dan Tasikmalaya. Fotonya beredar di jejaring perpesanan. Isi selebaran itu adalah tulisan 'Say No!! Jokowi-Ma'ruf Amin' dengan gambar wajah pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 itu. Ada pula tulisan di selebaran itu, 'Janji adalah hutang. Udah banyak janji, banyak hutang pula'. Tagar 2019 ganti presiden juga tercantum.
Simak Juga 'Kubu Prabowo Takut 'Indonesia Barokah' Bisa Pengaruhi Pemilih':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini