Banjir Sulsel Diyakini karena Penunggu Bendungan Marah, Dukun Beraksi

Banjir Sulsel Diyakini karena Penunggu Bendungan Marah, Dukun Beraksi

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jumat, 25 Jan 2019 16:48 WIB
Foto: Antara Foto/Yusran Uccang
Gowa - Terjadi keramaian di Jembatan kembar Gowa, Kabupaten Gowa yang merupakan bagian dari jalur Trans Sulawesi. Keramaian ini dipicu oleh ritual tolak bala yang dilakukan seorang ibu di atas jembatan.

Dalam aksi itu, terlihat seorang ibu yang mengenakan baju dan kerudung merah duduk bersilah d atas Jembatan Merah, Jumat (25/1/2019) siang. Perempuan ini ditemani oleh seorang perempuan berbaju hijau membelakangi pengendara lainnya.

Di depan perempuan itu, terdapat tiga gelas air putih. Dia terlihat sedang komat-kamit membaca mantra di atas jembatan kembar ini.

Aksi ibu ini menjadi perhatian pengendara lainnya. Apalagi, aksi ini membuat arus kendaraan di sana sempat tersendat. Ramai-ramai masyarakat hendak melihat aksi jampi-jampi itu. Aksi pun sempat menjadi perbincangan warga sekitar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air yang telah dibacai mantra olehnya lalu diminum seorang laki-laki muda dan sisa airnya kemudian dibasuhkan juga ke mukanya.

Perempuan yang dipanggil Sanro atau dalam bahasa Indonesia adalah dukun ini mengaku bahwa banjir yang terjadi di Sulsel akibat 'pemilik' bendungan Bili-bili sedang marah.

"Jadi ini tempatnya di Gowa cuman satu, yang punya tempat di Gowa. Makanya sekarang mulai surut air karena kalau saya tidak ketemu dengan Karaeng di Bili-bili mungkin tidak begini, tidak mungkin surut air kalau saya tidak temani Karaeng," kata Sanro ini kepada warga dalam bahasa Makassar usai melakukan ritualnya dalam sebuah rekaman video yang beredar.

Sanro ini mengatakan bahwa penyebab Kareng marah karena ada beberapa orang yang menantang Karaeng untuk berduel. Sayangnya, dia tidak menjelaskan secara terperinci apakah sosok Karaeng yang dimaksudnya adalah manusia atau bukan.

"Saya sudah ketemu Karaeng hari Rabu kemarin. Dia juga sempat minta maaf sebelumnya," kata perempuan yang diperkirakan berumur 50 tahun ini.

"Kalau saya tidak ke Bili-bili ketemu Karaeng tidak surut ini air, Itu yang pergi rohku bukan jasadku," tambahnya.

Setelah melakukan ritualnya ini, perempuan ini pun langsung meninggalkan lokasi bersama beberapa orang yang menemani dirinya.


(fiq/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads