.webp)
"Itu pasti beliau punya pandangan, saya tidak tahu. Tapi kita harus mulai berpikir meningkatkan tingkat peradaban pemilu, masyarakat jangan disogok, masyarakat diberi bayangan tentang masa depan Indonesia gitu," kata Direktur Debat BPN Sudirman Said di Restoran Ajag Ijig, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).
Menurut Sudirman, masyarakat memang akan senang dengan pemberian tersebut. Namun, Sudirman menyatakan seorang pemimpin punya pilihan untuk memanipulasi rakyat dengan pemberian atau mengajak rakyat untuk melihat masa depan.
"Memang dengan spontan mengatakan masyarakat desa seneng dikasih ini itu. Justru itu pilihan pemimpin mau seperti apa, mau memanipulasi dengan cara begitu atau mengangkat rakyat melihat masa depan kita, jadi pikiran yang harus dijual, bukan iming-iming materi itu," ujar Sudirman.
Eks Menteri ESDM ini tidak mau berkomentar lebih lanjut terkait apakah pembelian sabun itu untuk memajukan UMKM. Namun, ia menegaskan pemilu jangan dijadikan ajang untuk menyuap rakyat.
"Saya tidak berkomentar tentang itu, tapi sebaiknya pemilu jangan dijadikan ajang untuk menyuap rakyat tapi mendidik rakyat," tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi bersama sang ibu negara, Iriana, memborong 100 ribu botol sabun cuci piring saat meninjau pameran giat kewirausahaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Gedung Serbaguna Mandala, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/1). Sabun cuci piring yang dibeli Jokowi itu merupakan produk dari salah satu stan yang dipamerkan dalam acara tersebut.
Sabun cuci piring yang diborong Jokowi milik pengusaha lokal milik Eli Liawati. Sabunnya itu diberi label 'Sabun Cuci Padawangi'. Eli merupakan anggota kelompok usaha PKH Padawangi dari Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, Garut.
Harga satu botolnya Rp 20 ribu. Sebanyak 100 ribu botol yang dipesan Jokowi itu harus sudah tersedia hingga akhir Februari nanti. Nantinya pesanan tersebut akan dibagikan kepada masyarakat. (azr/fdn)
