"Kita perlukan catatan angka, figur, bukan jawaban berupa narasi, naratif. Narasi datang dari Pak Jokowi. Catatan itu melihat angka sesungguhnya," ucap juru bicara TKN, Lena Maryana Mukti, kepada wartawan di mal Sarinah, Jakarta, Sabtu (19/1/2019).
Lena menyebut waktu debat dinilai terlalu sempit. Untuk itu, perlu adanya catatan agar membantu pasangan calon Jokowi-Ma'ruf menyampaikan fakta kepada masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebelumnya menyindir Jokowi-Ma'ruf terkait catatan yang dibawa saat debat perdana. BPN menyebut Jokowi menyontek dari teks, sementara Prabowo disebut berdebat menggunakan isi kepala.
"Waktu debat kemarin memang terlihat perbedaan Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Dalam menyampaikan visi dan misi saja, Pak Jokowi harus dengan membaca catatan dari kertas kecil berlembar-lembar, kalau tidak salah warnanya kuning," ucap juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, Sabtu (19/1/2019).
Ia membandingkannya dengan Prabowo, yang disebutnya, menyampaikan visi-misi tanpa membaca. Andre juga menyindir Ma'ruf yang kerap membuka-buka catatan saat debat.
"Bahkan teman-teman banyak melihat dengan jelas Kiai Ma'ruf Amin memegang kertas-kertas putih kecil. Di mana beliau sibuk dengan kertas beliau tersebut," sebut politikus Gerindra itu.
Saksikan juga video 'PARA Syndicate soal Visi-Misi: Jokowi-Ma'ruf 7, Prabowo-Sandi 6':
(aik/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini