1. Beban Masa Lalu
Jokowi menyinggung soal beban masa lalu di awal debat. Meski ia tak menyinggung kasus penculikan aktivis, namun pernyataan ini banyak dianggap sebagai sindiran keras Jokowi ke Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawaban ini disampaikan atas pertanyaan capres Prabowo Subianto. Prabowo bertanya soal bagaimana Jokowi memastikan tidak ada pejabat negara yang memiliki konflik kepentingan terutama terkait impor beras dan gula.
2. 6 Caleg Koruptor
Jokowi juga melontarkan pertanyaan tajam ke Prabowo soal caleg koruptor. Menohok sekali saat Jokowi menyebut 6 caleg eks napi korupsi itu diteken Prabowo sebagai Ketum Gerindra.
"Kita tahu korupsi adalah kejahatan luar biasa, bahkan Pak Prabowo katakan sudah stadium 4 meskipun saya ndak setuju, saya ndak setuju," ujar Jokowi di debat capres 2019 di Hotel Bidakara, Jaksel, Kamis (17/1/2019).
"Tapi menurut ICW, partai yang Bapak pimpin paling banyak calonkan mantan napi korupsi. Calon itu yang tanda tangan Ketum, berarti Pak Prabowo tanda tangan," sebut Jokowi.
Prabowo pun menjawab tudingan Jokowi itu. "Kalau kasus itu sudah melalui proses, dia sudah dihukum dan kalau memang hukum mengizinkan, kalau dia masih bisa dan rakyat menghendaki dia karena dia mempunyai kelebihan-kelebihan lain, mungkin korupsinya juga nggak seberapa, mungkin dia...," kata Prabowo dalam debat Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jaksel, Kamis (17/1/2019).
3. Soal prioritaskan perempuan
Jokowi juga mempertanyakan visi misi Prabowo-Sandiaga yang memprioritaskan perempuan, namun jajaran pimpinan parpolnya laki-laki.
"Dalam visi-misi Bapak, menyebutkan bahwa setiap kebijakan akan berperspektif gender dan pemberdayaan perempuan, akan memprioritaskan pemberdayaan perempuan. Tapi saya melihat dalam struktur partai yang Bapak pimpin, seperti ketua umum, ketua dewan pembina, ketua dewan pakar, ketua harian, semuanya laki-laki. Bagaimana Bapak menjawab inkonsistensi ini," tanya Jokowi dalam debat pilpres di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Prabowo pun menjelaskan bahwa partainya masih muda. Di usia partai ke-10 tahun, dia menjelaskan, pengurus dipilih berdasarkan kapabilitas.
"Saat penyusunan tentunya kita memilih dan menunjuk siapa yang paling pertama dan paling mau untuk muncul. Tetapi di beberapa eselon, seperti wakil ketua umum, kita punya Ibu Rachmawati Soekarnoputri. Kami juga punya sayap partai yang namanya Perempuan Indonesia Raya," ungkap Prabowo.
"Kemudian di caleg UU mewajibkan 30 persen perempuan, kita mungkin mendekati 40 persen dan itu tekad kami," jelasnya.
4. Singgung Hoax Ratna Sarumpaet
Jokowi juga menyinggung kasus hoax Ratna Sarumpaet di arena debat pilpres. Hal itu terlontar saat Prabowo menyebut ada ketidakadilan di Indonesia.
Prabowo mencontohkan kepala daerah yang berdeklarasi mendukung paslon nomor urut 01 tidak ditangkap. Namun, kepala daerah yang mendukung paslon 02 ditangkap.
"Itu tidak adil, karena menyampaikan pendapat itu dilindungi," ujar Prabowo.
Jokowi meminta Prabowo tidak asal tuduh. Setiap masalah hukum ada mekanismenya tersendiri. Nah sindiran soal hoax Ratna Sarumpaet ini kemudian diucapkan.
"Ya jangan menuduh seperti itu Pak Prabowo. Karena kita ini adalah negara hukum ada mekanisme hukum yang kita lakukan," ujar jokowi.
Jokowi mengatakan silakan melapor jika ada bukti. Jokowi lalu menyindir kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Kalau ada bukti sampaikan saja ke aparat, jangan grasa-grusu. Misalnya jurkam Pak Prabowo katanya dianiaya, babak belur ternyata operasi plastik," katanya.
Simak Juga 'Serangan Jokowi ke Prabowo soal Caleg Gerindra Eks Napi Korupsi':
(van/ear)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini