"Pasangan kita dua-duanya aktif, baik capres dan cawapresnya, dua-duanya bicara dan kompak. Kritik kami adalah waktu durasi, eksplorasinya belum keluar semua," kata wakil BPN Prabowo-Sandi di Banten, Miftahudin, kepada detikcom, Serang, Jumat (18/1/2019).
Ia yakin, dari penampilan pasangan 02 semalam, warga Banten akan tetap setia kepada Prabowo-Sandiaga Uno.
"Kita berharap warga Banten masih setia ke Prabowo," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Responsnya bagus memuaskan apa yang disampaikan, kita bukan incumbent, leluasa untuk kritik," katanya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino mengatakan debat tahap pertama masih terlalu datar serta kurang banyak ide segar dan baru. Perbincangan masih terlalu formalistik sehingga pemilih masih sulit mendapatkan pemikiran strategis calon presiden.
"Dari keempat tema yang diangkat, perbincangan seakan-akan bukan menunjukkan debat calon presiden. Kendati demikian, tetap ada hal yang menarik untuk dibahas," kata Leo kepada detikcom.
Misalnya, pasangan 01 lebih efektif menyampaikan ide dasar sehingga seolah-olah irit bicara. Ini beda dengan pasangan 02, yang lebih berbunga-bunga dalam menyampaikan ide gagasan.
Hal ini, katanya, terkait dengan ketersediaan data. Jokowi lebih straight to the point, sedangkan pasangan Prabowo lebih banyak mengurai cerita.
"Bukan tidak boleh, tapi dalam debat ini sewajarnya cerita-cerita yang sudah mereka peroleh dari kunjungan mereka harusnya diformulasikan dalam bentuk solusi ide segar dalam debat," ujarnya.
Saksikan juga video '4 Memorable Moment dalam Debat Capres Semalam':
(bri/asp)