"Ada (yang) katakan persediaan beras cukup, tapi ada lagi yang impor beras. Ini bikin bingung. Gimana pejabat yang Bapak angkat termasuk Bulog, Pak Buwas, cukup, tapi Mendag izinkan impor komoditas pangan," kata Prabowo di panggung debat capres di Hotel Bidakara, Jaksel, Kamis (17/1/2019) malam.
Beda pendapat tersebut terjadi kira-kira 3 bulan lalu. Kala itu Kepala Bulog Budi Waseso (Buwas) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berselisih pendapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan sudah diputuskan di Rakor Menko (Rapat Koordinasi Menteri Perekonomian), jadi urusan Bulog. Jadi nggak tahu saya, bukan urusan kita," jelas Enggartiasto, Selasa (18/9/2018).
Mendengar respons Enggar terhadap keluhan terkait penuhnya gudang Bulog, yakni respons yang berbunyi "bukan urusan kita", Buwas panas. Terucaplah umpatan "matamu!"
"Saya bingung ini berpikir negara atau bukan. Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Itu kita kan sama-sama negara," papar dia di Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu (19/9/2018).
Umpatan ini bukan sekadar umpatan, melainkan ada pesan yang terkandung yang ditujukan untuk Enggar. Pesan itu adalah pengutamaan koordinasi sebagai bagian dari pemerintahan. Buwas berharap Kemendag dan Bulog bisa bersinergi mendorong langkah pemerintah menjaga pasokan beras.
Dalam debat, Jokowi menyebut perdebatan di jajaran kabinetnya adalah hal biasa. Namun, jika sudah ada keputusan, para menteri satu suara menjalankannya.
"Kalau ada perbedaan seperti itu dinamika, di rapat-rapat, menteri saling debat, saya persilakan. Ada yang mau impor, ada yang tidak, tapi kalau sudah diputuskan, harus dijalankan," ujar Jokowi, Kamis (17/1).
Simak Juga 'Prabowo Singgung Impor Beras, Jokowi Santai':