"Harapannya, kurang-lebih 15 kg per bulan, harapannya. Operasi bariatrik, jadi kan penyerapannya terganggu. Pertama, makanan tidak terserap semua, kedua dia cepat kenyang. Jadi selama ini pola makannya terlampau berlebihan," kata Wakil Direktur RSUD dr Doris Sylvanus, Palangka Raya, Theodorus Sapta Atmadja, kepada detikcom, Selasa (15/1/2019).
Operasi dilakukan di ruang bedah sentral di RSUD dr Doris Sylvanus bekerja sama dengan dua rumah sakit lain. Operasi yang melibatkan 16 dokter dari berbagai bidang itu dilakukan pada pukul 11.30-12.45 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lagi pemulihan di ruang ruangan intensif 1x24 jam, di ruangan intensif. Habis itu akan dipindah ke ruangan biasa kalau kondisinya stabil," imbuhnya.
Theo mengatakan pihaknya juga telah memberitahukan semua risiko yang bakal terjadi kepada pihak kelurga Titi Wati. Wanita berusia 37 tahun itu selanjutnya akan menjalani pemantauan dan perawatan sekitar satu bulan sebelum dipulangkan kepada keluarga.
"Mungkin sekitar 2 minggu nanti kami kembalikan ke keluarga lagi, dua minggu sampai satu bulan," ujarnya.
Setelah operasi perdana selesai, tim dokter akan mengambil evaluasi langkah yang akan diambil. Termasuk menjadwalkan apakah perlu operasi susulan, penanganan medis, dan lainnya.
"Enam orang dokter yang dari Bali. Mereka melakukan pembedahan atau operasi mengenai permasalahan yang dialami perempuan berumur 37 tahun tersebut," tambahnya.
Baca juga: Titi Wati 220 Kg Jalani Operasi Perdana |
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan Titi Wati tidak terkendali setelah 2013-an. Penambahan berat badan membuatnya tidak bisa duduk, apalagi berdiri. Untuk mengeluarkan Titi dari rumah, 20-an orang menjebol dinding dan membawanya ke rumah sakit menggunakan pikap.
Tonton juga video '2 Jendela Dijebol, 20 Petugas Tandu Evakuasi Wanita 350 Kg':