Peristiwa dalam video itu terjadi di acara pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' Prabowo di Plenary Hall JCC, Senayan, Jakarta, Senin (14/1) malam. Saat itu, capres nomor urut 01 itu tengah menyambut SBY yang datang sebagai pimpinan parpol koalisinya.
Prabowo dan Presiden ke-6 RI itu lantas berjalan bersama rombongan menuju holding room. Mulanya, keduanya tampak asyik berbincang dan berjalan bersamaan. Di tengah perjalanan, Prabowo kemudian berhenti dan berbalik badan meninggalkan SBY untuk menyapa seorang pria asing. Pria asing itu disebut-sebut sebagai diplomat dari negara sahabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, kemudian menjelaskan perihal peristiwa itu. Andre mengatakan tidak ada maksud dari capres nomor urut 02 itu meninggalkan SBY. Sebab, setelah menyapa sang diplomat, Prabowo kembali berbincang dengan SBY.
"Nggak ada ninggalin Pak SBY. Lihat saja di Insta Story gue, serunya sama (Pak Prabowo dan) Pak SBY. Gimana menyenangkannya di dalam (holding room)," ujar Andre, yang kala itu ikut mendampingi Prabowo dan SBY, saat dimintai konfirmasi, Selasa (15/1/2019).
Andre lantas menduga ada pihak yang ingin merusak hubungan antara Prabowo dan SBY. Sebab, video yang diunggah tidaklah utuh.
"Jadi kelihatan ada pihak yang sengaja ingin merusak hubungan Pak Prabowo dan Pak SBY. Menggoreng-goreng. Kan ada di media sosial bahwa Pak Prabowo tinggalkan SBY, kan. Saya rasa ini upaya merusak hubungan Pak Prabowo dan Pak SBY, nggak ada ninggalin. Dia hanya manggil temannya, lalu bareng-bareng bersama Pak SBY dan Pak Prabowo masuk ke dalam. Orang di dalam mereka akrab. Tampak bagaimana Pak Prabowo menghormati Pak SBY," tuturnya.
"Jadi ini hanya video yang sengaja dipotong untuk merusak hubungan harmonis Pak Prabowo dan Pak SBY. Karena melihat begitu akrabnya, begitu hormatnya, Pak Prabowo dengan Pak SBY," imbuh Andre.
Berbeda dengan BPN yang tidak menyebut pihak mana yang diduga memotong dan 'memelintir' video itu, elite Partai Demokrat dengan tegas menuding sang rival. Wasekjen PD Rachland Nashidik menuding pro-Jokowi-lah yang berupaya mengadu domba dua jenderal tersebut.
"Ada saja ulah Jokower mengadu domba," kata Wasekjen PD Rachland Nashidik kepada wartawan, Selasa (15/1/2019).
"Begini kejadian sebenarnya. SBY tiba di JCC dan dijemput ke mobil oleh Prabowo dan Sandi. Rombongan lalu berjalan ke holding room yang berjarak 100 meter. Tengah melangkah, ada seorang diplomat datang. Prabowo spontan menghampiri dan menariknya berjalan bersama rombongan ke holding room. Fragmen itu hanya sekejap. Tak sedetik pun dapat ditafsir sebagai perilaku Prabowo tak menghormati SBY," bebernya menjelaskan kejadian saat itu.
(mae/gbr)