Ganjar, yang berpasangan dengan Taj Yasin, unggul atas calon lainnya, termasuk Sudirman Said, yang berpasangan dengan politikus PKB Ida Fauziyah. Saat itu Sudirman-Ida mendulang suara di atas 40 persen, tapi tak mampu mengungguli Ganjar-Yasin.
"Itu bukan (suara untuk) Pak Sudirman Said, tapi Bu Ida karena basisnya lebih banyak Bu Ida. Di sana PKB dan NU besar," ucap Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karding pun menilai, bila acuan Prabowo-Sandiaga melihat perolehan suara Sudirman-Ida saat Pilgub Jateng, itu tidak bisa ditarik garis lurus pada Pemilu 2019. Sebab, menurut Karding, suara Sudirman-Ida lebih dari 40 persen itu mayoritas milik Ida.
"Jadi nggak bisa kemudian itu linier, itu disamakan. Suara Bu Ida, sebagai Direktur Relawan Perempuan, pasti," ucap Karding.
Untuk itulah Karding menilai manuver Prabowo-Sandiaga yang membangun posko di Jateng itu tidak perlu dikhawatirkan. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, diyakini Karding, tidak akan terpengaruh.
"Itu dalam politik namanya psywar saja. Jadi psywar agar memecah konsentrasi. Kemudian juga mengalihkan titik tembak, TKN ke mana. Tapi kita ini sebagai tim sudah punya narasi sendiri, sudah punya strategi sendiri. Mau dibangun berapa posko pun kita tidak terpengaruh," ujar Karding. (dkp/dhn)











































