Maszlee mengaku kerap menyaksikan sendiri Mahathir yang selalu datang ke kantor pukul 8 pagi dan bekerja selama 12 jam ke depan. Dia melihat Mahathir selalu sibuk dengan dokumen yang menggunung di mejanya. Sampai suatu saat Maszlee mengaku menanyakan langsung kepada Mahathir.
"Saya tanyakan kepada beliau, 'How do you handle your stress?' Bagaimana Bapak mengurus stres di umur semacam ini? Dia kata, 'Mana stres, saya tidak nampak stres'," ucapMaszlee saat berkunjung ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), Jalan JenderalSudirman, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
![]() |
Maszlee pun menyebut timbunan dokumen di hadapan Mahathir adalah stres. Lalu apa jawaban Mahathir kepada Maszlee?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Mahathir sedikit bercanda kepada menterinya itu dengan mengaku bahwa usianya baru 39 tahun, bukan 93 tahun. Mahathir kemudian 'membocorkan' rahasia jiwa mudanya kepada Maszlee.
"Jangan tidur banyak. Beliau mengatakan, ketika umur sudah semakin meningkat, keinginan tidur itu kuat. Beliau saksikan rekan-rekannya banyak yang meninggal dunia. Kenapa? Karena usia semakin meningkat, terutama selepas pensiun mau tidur saja. Mau rehat-rehat, libur-libur tidur. Tidur-tidur langsung tidak bangun," tuturnya.
"Beliau mengatakan, 'Kita kerja, jangan tidur. Kalau mau tidur,lawankan'. Cuma biasanya di waktu rehat, biasanya PakMahathir akan tidur dalam waktu 5 menit, itu istilahnya sunah, 5 menit untuk dapat tenaga baru," sambungMaszlee.
Rahasia kedua dari Mahathir yang kemudian 'dibocorkan' Maszlee adalah tentang membaca. Mahathir disebutnya kerap membaca buku, terutama buku fiksi.
"Baru-baru ini beliau libur enam hari, itu pun selepas kami paksa. Kami paksa, dia tidak dengar karena pejabatnya yang memaksa. Kecuali istri yang paksa baru dia ikut. Di waktu libur pun beliau membaca. Dia kata tidak boleh liburan," kata Maszlee.
"Bila bicara tentang membaca saya kira kita harus meningkatkan budaya membaca dan jadikan membaca sebagai way of life kita. Bukan sekadar membaca karena tugas atau karena kita dosen siswa, atau karena tugasan kita. Kita membaca karena kita ingin tahu. Kita membaca karena sudah jadi amanat. Kalau nggak baca, kita akan resah," sambung Maszlee. (dhn/dhn)