"Pengawas pemilu harus menjaga netralitas. Jangan hanya keras dan tegas kepada pihak oposisi. Sementara pada petahana sangat toleran dan penuh permakluman," ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Suhud Alynudin, kepada wartawan, Rabu (9/1/2019).
Sebelumnya, video Ridwan Kamil mengacungkan satu jari viral di media sosial. Pria yang akrab disapa Emil ini lalu memberi penjelasan soal pose itu dan alasan dia tidak diperiksa Bawaslu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhud pun masih tidak terima. Menurut dia, jika Emil beralasan pose satu jari itu merupakan nomor urut PKB, yang dilakukan Anies serupa.
"Jangan beri contoh masyarakat perilaku akal-akalan. Pak Anies mengacungkan dua jari juga di acara Partai Gerindra," katanya.
Politikus PKS itu berharap Bawaslu dapat bersikap adil terhadap kasus ini. Jangan sampai ada kecurigaan bahwa ada ketidakadilan yang ditunjukkan dalam penanganan kasus Emil dan Anies.
"Jika kesan ketidakadilan dan keberpihakan pada satu paslon kerap dipertontonkan secara terbuka, kami khawatir pihak-pihak yang seharusnya menjaga dan memastikan pemilu damai justru akan menjadi sumber munculnya kegaduhan di masyarakat," pungkas Suhud.
Anies Baswedan ke acara Konfernas Gerindra pada Senin (17/12/2018) lalu. Saat itu dia memang telah meminta izin ke Kemendagri soal kedatangannya. Kemendagri pun tak mempermasalahkan kehadiran Anies ke acara itu.
Saat berbicara di podium, Anies mengacungkan pose dua jari. Nah, pose itu kemudian jadi bahan laporan relawan pro-Jokowi, Gerakan Nasional untuk Rakyat (GNR), ke Bawaslu. Anies sudah dipanggil Bawaslu terkait pose itu.