Tonton Blak blakan Buya Syafii: Meluruskan Kiblat Bangsa

Tonton Blak blakan Buya Syafii: Meluruskan Kiblat Bangsa

Erwin Dariyanto - detikNews
Senin, 07 Jan 2019 06:47 WIB
Ahmad Syafii Maarif (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Ahmad Syafii Maarif, melihat sejak Indonesia merdeka hingga kini sila ke-5 Pancasila belum membumi dan masih menggantung ibarat awan tinggi.



Buya Syafii, -begitu dia kerap disapa, menilai sejak Indonesia merdeka hingga kini belum ada pemerintahan yang menjadikan "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" sebagai pedoman pertama dan utama pembangunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meskipun Jokowi mulai membangun insfrastruktur dalam rangka (mewujudkan) keadilan. Tapi neoliberalisme (yang dimulai sejak awal Orde Baru) masih terasa sekali dan itu jelas mengkhianati Pancasila," kata Buya Syafii.



Untuk itulah, BPIP yang dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai bekerja untuk membumikan nilai-nilai Pancasila. "Kami ingin cita-cita mewah, ingin meluruskan kiblat bangsa ini," kata Buya Syafii kepada Tim Blak blakan detikcom.



Pada bagian lain, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menyatakan sedih dan prihatin karena belakangan ini ada yang kembali menggunakan agama sebagai kendaraan politik. Menggunakan agama dan menyeret-nyeret nama Tuhan, kata dia, jelas tidak baik dan tak beretika. Sebagai sejarawan, dia lantas membandingkan praktik politik di era Orde Lama, Orde Baru, hingga di masa reformasi sekarang ini.

Selain itu, Buya Syafii juga kembali menyampaikan nasihatnya untuk dua calon wapres yang pernah menemuinya, KH Maruf Amin dan Sandiaga Uno.

Lantas, kalau hubungan dia dengan sahabat lamanya, Prof Amien Rais? Bagaimana pula kenang Buya Syafii dengan Prabowo Subianto? Selengkapnya tonton Blak blakan Buya Syafii Maarif, "Meluruskan Kiblat Bangsa", Senin 7 Januari 2019 pukul 13.00 WIB.

[Gambas:Video 20detik]



(erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads