"Ini kan sedang ditangani pihak polisi. Kita tunggu apa nanti yang ditetapkan oleh pihak kepolisian. Baru setelah itu kita akan tindak lanjut di MUI untuk merespons apa yang sebenarnya terjadi pada beliau, kita di MUI ada mekanismenya," kata Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2019).
Zulkarnain memang langsung menghapus cuitannya setelah sekitar 2 menit diunggah. Namun cuitan Zulkarnain sudah kadung di-screenshot dan menjadi viral. Ma'ruf menyinggung soal etika berpolitik di MUI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkarnain sebelumnya menjelaskan ia hanya bermaksud meminta klarifikasi terkait kebenaran kabar surat suara yang tercoblos. Setelah mendapatkan klarifikasi, Zulkarnain menghapus tulisannya.
"Maka saya pakai tanda tanya. Masa nggak boleh tanya? Itu pun 2 menit saya hapus. Kan 7 kontainer saya hapus karena murid saya bilang 'jangan Pak Kiai, nanti ribut'. Saya cabut. Saya cuma upload 2 sampai 3 menit. Yang nyebar itu mereka," jelas Zulkarnain kepada wartawan.
Sementara itu, jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli meminta polisi menindak tegas dan menangkap Zulkarnain atas cuitannya. Menurut Romli, walau Zulkarnain sudah menghilangkan jejak digitalnya, polisi tetap harus mengusutnya.
"Polisi harus tegas, tindak pelakunya, tangkap itu Andi Arief dan Tengku Zulkarnain, dan semua yang terlibat dipanggil semua. Tiba-tiba yang nyebarin hoax kan semua tweet-nya dihapus. Setelah sukses bikin ramai, kemudian ada klarifikasi audio soal hoax itu. Tujuan mereka menyebarkan hoax dan menciptakan keresahan sudah sukses, terus mereka semua mau cuci tangan. Polisi harus seret semua pelakunya," kata Romli kepada wartawan, Kamis (3/1).
Saksikan juga video 'Sindiran Pedas Ernest Prakasa untuk Paldo Maldini soal Hoax Surat Suara':
(dkp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini