Ketum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, RUU Pesantren penting untuk dibahas. Menurutnya, melalui RUU tersebut santri bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas seperti yang didapat siswa sekolah biasa.
"Santri itu tidak dapat diskon ketika naik kereta atau bis kota. Kenapa kalau pelajar SMA dapat santri nggak? Pesantren nggak pernah dapat dana BOS. Kenapa itu? Nggak pernah dapat raskin, nggak pernah," kata Said Aqil di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain soal RUU Pesantren, juga akan dibahas revolusi industri 4.0. Said Aqil menyebut para ulama NU siap menghadapi perubahan tersebut.
"Tidak benar kiai-kiai itu tidak paham perkembangan zaman, tidak. Kita ikuti itu semua, kita paham itu. Itu (revolusi industri 4.0) nanti akan dibahas di munas. Kemudian mengundang ulama international dan dubes (Dubes Arab Saudi untuk Indonesia) tadi juga minta diundang dan masalah UU pendidikan pesantren dan madrasah," terang Said Aqil.
Munas PBNU akan digelar pada 27 Februari-1 Maret 2019. Ada sejumlah hal yang akan dibicara di samping RUU Pesantren dan revolusi industri 4.0 yang tujuannya untuk kemaslahatan rakyat Indonesia.
"Acara ini akan diikuti oleh kiai, ulama, pesantren karena dalam pembahasan munas alim ulama juga membahas berabagi macam masalah-masalah yang akan kita bagi dalam 3 masalah yaitu masalah bersifat perundang-undangan, kekinian, tematik," ujar Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini. (zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini