Bagi Habib Luthfi bin Yahya--begitu dia kerap dipanggil--bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final. Siapa pun presidennya, harus dihormati dan dihargai.
Soal bentuk NKRI, selain final, Habib Luthfi menyebut bahwa itu sudah syariah. "Syariah dari dulu sudah syariah, kalau NKRI tidak syariah kita tidak mengusir Belanda," kata Habib Luthfi dalam Wawancara Eksklusif dengan detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Habib yang dalam dakwahnya selalu lemah lembut itu pun mengajak semua masyarakat menghargai presiden yang sedang menjabat. Menurut dia, jika bukan bangsa sendiri yang menghargai, jangan salahkan jika ada negara lain yang tak menghargai.
Sosok yang berada di urutan 37 dari 500 tokoh muslim berpengaruh versi Pusat Studi Strategis Islami Kerajaan Yordania itu juga bicara tentang Islam Nusantara. Menurut dia, Islam di mana pun sama. Hanya wilayah dakwah dan adat istiadatnya yang berbeda.
Ketika ajaran Islam datang pertama kali di suatu daerah tak jarang pengaruh dari adat adat terdahulu masih ada, sehingga sulit untuk mengubahnya. Habib pun mencontohkan cara Sunan Kudus menyebarkan syariat Islam di Kudus yang ketika itu masyarakatnya mayoritas beragama dan berfaham lain.
Seperti apa Sunan Kudus dalam berdakwah, bagaimana pandangan Habib Luthfi soal demokrasi, juga soal hobinya bermain musik klasik? Tonton Wawancara Eksklusif Habib Luhtfi bin Yahya di detikcom, Rabu, 2 Januari 2019, pukul 13.00 WIB.
(erd/jat)