Daftar tokoh detikcom Newsmaker of the Year 2018 diurut berdasarkan jumlah pembaca artikel yang memuat tokoh tersebut. Dari data internal detikcom, dipilih 5 tokoh nasional yang beritanya paling banyak dibaca.
Data yang dijadikan dasar mengurutkan Newsmaker of The Year ini adalah jumlah pengunjung (unique visitors/UV) dan laman (pageviews/PV) yang dibuka terkait tokoh tersebut. Data ini tak merekam sentimen kesukaan (like) atau ketidaksukaan (dislike) pembaca terhadap tokoh tersebut. Sekali lagi, hanya berdasarkan tingkat keterbacaan, yang datanya mencapai ratusan juta UV dan PV.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
5. KH Ma'ruf Amin
Nama KH Ma'ruf Amin sebelumnya lebih dikenal sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hingga akhirnya dia ditunjuk jadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019.
"Dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen masyarakat, maka saya putuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari parpol Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai cawapres 2019-2024 Profesor Ma'ruf Amin," kata Jokowi saat mengumumkan nama cawapres di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
Ma'ruf tak hadir ketika Jokowi memberikan pengumuman saat itu. Jokowi hanya didampingi para ketua umum dan elite 9 partai politik pendukungnya.
Sebagai Ketum MUI, Ma'ruf adalah pengambil keputusan dalam fatwa yang akhirnya jadi landasan aksi 411 dan 212 pada tahun 2016. Tapi rupanya, 'berkat' aksi 212 hubungannya dengan Jokowi jadi dekat.
"Dari hasil pembicaraan, kemudian ada semacam chemistry, kok ada kecocokan-kecocokan ide-ide, gagasan. Dari situ saya sering bertemu, bahkan sering juga tampil bersama dalam event-event tertentu. Bahkan kita sering zikir bersama," kata Ma'ruf Amin saat ditemui detikcom, Sabtu (10/11).
"Tetapi saya tidak tahu beliau memilih saya jadi calon wakil presiden, itu di luar dugaan saya," kata Kiai Ma'ruf.
4. Anies Baswedan
Setelah kena reshuffle Kabinet Kerja tahun 2016, nama Anies Baswedan tetap jadi perhatian publik. Dia juga terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta di tahun 2017.
Pada tahun 2018, tepat setahun Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebagai pejabat publik, wajar saja bila ada kebijakan yang menuai pro dan kontra.
Salah satu kebijakan Anies yang jadi sorotan adalah pemasangan waring di Kali Item dekat Wisma Atlet, Kemayoran, jelang Asian Games 2018. Menurut Anies, waring bisa mengurangi evaporasi sehingga aroma tak sedap sungai itu berkurang.
Pada tahun ini pula, DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies menyabet 3 penghargaan dari KPK. Penghargaan tersebut terkait Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), gratifikasi, serta aplikasi pelayanan publik.
"Ini dikerjakan oleh semuanya. Ini adalah penghargaan untuk semuanya dan alhamdulillah kita dapatkan yang terbaik di level provinsi seluruh Indonesia. Kita yang terbaik, kita bersyukur sekali," kata Anies di Hotel Bidakara, Jalan Gator Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (5/12/2018).
3. Sandiaga Uno
Sandiaga Uno mulanya adalah pengusaha yang kemudian makin dikenal ketika terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan. Namun belum setahun menjabat, dia digandeng Prabowo Subianto untuk jadi calon wakil presiden.
"Sandiaga Uno merupakan pilihan yang terbaik dari yang ada, beliau juga berkorban. Beliau bersedia mengundurkan diri dari jabatan wakil gubernur," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2018).
Sandiaga langsung mengirim surat pengunduran dirinya dari jabatan Wagub DKI. Hingga kini posisi tersebut masih kosong.
Selain mundur dari Wagub DKI, Sandiaga juga diminta mundur dari Partai Gerindra oleh Prabowo. Sehingga dianggap bisa jadi jalan tengah bagi partai koalisi pengusung.
"Saya itu sudah beberapa kali menolak tapi kondisinya mengharuskan saya untuk menerima. Ini benar-benar di luar kuasa saya. Saya meminta maaf kepada segenap warga Jakarta," kata Sandi saat Blak-blakan di detikcom, Agustus 2018.
Setelah jadi cawapres, Sandiaga rajin keliling daerah dan berkunjung ke pasar tradisional. Salah satu gimik Sandiaga yang ikonik saat ke pasar tahun 2018 adalah ketika memakai petai di rambutnya. Selain itu Sandiaga juga pernah membuat pernyataan tentang tempe setipis ATM.
2. Prabowo Subianto
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kembali menantang Joko Widodo (Jokowi) di ajang Pemilihan Presiden 2019. Setelah sebelumnya kalah di Pilpres 2014, Prabowo berniat mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019.
"Gerindra, PKS, dan PAN telah memberi kepercayaan kepada saya dan Saudara Sandiaga Uno untuk maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden Republik Indonesia," ujar Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2018).
Pada Maret 2018, pidato Prabowo untuk para kadernya jadi viral. Prabowo menyebut soal negara bubar dengan menyadur kajian negara lain. Belakangan diketahui kajian yang dimaksud adalah sebuah novel berjudul 'Ghost Fleet'.
"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo dalam video yang beredar.
1. Jokowi
Tokoh nasional yang paling jadi magnet pembaca detikcom tahun ini adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain masih menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi juga capres untuk Pilpres 2019.
"Saya memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI periode 2019-2024. Keputusan ini adalah tanggung jawab besar, erat kaitannya dengan cita-cita untuk meneruskan mimpi besar Indonesia maju dalam melanjutkan pembangunan dan berkeadilan di seluruh pelosok," ucap Jokowi di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
Di tahun ini rupanya Jokowi jadi kerap melontarkan pernyataan yang menuai kontroversi. Pertama dia menyebut soal adanya politikus sontoloyo, tak lama kemudian dia menyebut ada politik genderuwo, dan terakhir dia pakai kata 'tabok' untuk menggambarkan kejengkelannya ke penyebar fitnah soal PKI ke dirinya. Kebetulan ketiga pernyataan itu dia sampaikan ketika membagikan sertifikat tanah dalam kapasitas sebagai Presiden RI, bukan capres.
"Hati-hati, banyak politik yang baik-baik, tapi juga banyak sekali politik yang sontoloyo. Ini saya ngomong apa adanya saja sehingga mari kita saring, kita filter, mana yang betul dan mana yang tidak betul. Karena masyarakat saat ini semakin matang dalam berpolitik," kata Jokowi di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10). (bpn/dnu)