"Jadi intinya kita memang sengaja mengundang para tokoh agama, pimpinan majelis agama, para pemuka agama, budayawan. Kita mintai masukannya ke kami di Kementerian Agama melakukan refleksi perjalanan kehidupan keagamaan. Jadi refleksi itu penting sebagai proyeksi kita memasuki kehidupan di tahun 2019 nanti," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (28/12/2018).
Kemenag bersama para tokoh agama yang hadir akan membahas tiga isu selama dua hari ke depan seperti kecenderungan konservatisme beragama di tahun politik, relasi agama dan negara di zaman milenial, dan kehidupan beragama di era disrupsi. Lukman mengatakan ketiga isu itu diambilnya dengan melihat kondisi aktual saat ini.
"Ya karena kita melihat itulah isu yang aktual yang belakangan ini kita rasakan ikut mengisi ruang diskursus kita, ruang publik kita, isu yang memang harus segera kita tangani dengan bijak," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukman mengatakan refleksi ini sekaligus untuk menentukan proyeksi Kemenag di tahun depan. Untuk itu, sangat penting baginya untuk menerima masukan dari para tokoh lintas agama tersebut.
"Karenanya sebelum kita merumuskan program dalam menyikapi ketiga isu itu kita ingin mendapatkan masukan. Kita ingin mendapatkan input, sekaligus juga sebagai justifikasi apakah ketiga isu itu adalah memiliki pengaruh yang sangat besar dalam konteks kita sebagai bangsa yang agamis itu," tuturnya.
Hasil dari pertemuan ini diharapkan dapat melahirkan suatu gagasan. Tentu, menurut Lukman, gagasan itu akan menjadi pedoman Kemenag dalam menyikapi kehidupan beragama di Indonesia.
"Misalnya permasalahannya seberapa luas sih, antara masalah masing-masing itu. Seberapa besar sih dampaknya bagi kehidupan kita secara nasional di tengah kemajemukan kita, tentu kita bisa mendapatkan rumusan yang substansi, program apa saja yang mestinya Kemenag lakukan di masa yang akan datang memasuki tahun 2019," katanya.
Saksikan juga video 'Pengamat: Tahun Politik, Apapun Kini Bisa Dipolitisasi':
(eva/idh)