"Untuk ASN perempuan, pilihannya tiada lain kecuali memang liat peluangnya, kemudian persiapkan diri dengan baik untuk mampu, serta jaga dan tingkatkan kemampuan," kata Siti dalam keterangan tertulis, Kamis (27/12/2018).
Hal tersebut disampaikannya saat membuka talkshow memperingati Hari Ibu ke-90, di Jakarta yang digelar pada Rabu (26/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini jumlah Eselon I dan II KLHK berjumlah 104 orang, dan 21 orang di antaranya adalah perempuan. Terkait hal ini, Siti meminta agar jajarannya dapat memberikan peluang yang objektif kepada karyawan putri, asistensi, dan peningkatan kapasitas.
Siti pun menuturkan terdapat enam hal penting bagi perempuan untuk diingat, yaitu what do you want to be remember for, who are you compare it yourself to, why are you saying yes for everything, say no that your 'yes' mean something, what do you really want to be this time next year, dan what kind of person do you want to be.
Acara talkshow ini menghadirkan lima srikandi tangguh di bidangnya. Mereka adalah SPORC Balai Pengamanan dan Penegakkan Hukum LHK Wilayah Kalimantan Ni Made Lia Rimbawati, Pilot Ultralight BPKH Tanjung Pinang Theresia Irna, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil LHK Neneng Kurniasih, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Kerinci Jambi Neneng Susanti, dan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Vinda Damayanti Ansjar.
Sebagai bentuk penghormatan bagi kaum ibu, pada pagi hari sebelum acara talkshow, KLHK melaksanakan upacara bendera Peringatan Hari Ibu ke-90 di lingkungan kantor KLHK yang diikuti seluruh pegawai. Bertindak sebagai inspektur upacara yaitu Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Perdagangan Internasional Laksmi Dhewanti.
"Peringatan Hari Ibu diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan," ucap Laksmi.
Sementara itu, ucapan belasungkawa juga tidak luput disampaikan Siti atas kejadian tsunami di Selat Sunda yang peristiwanya bertepatan dengan Hari Ibu.
Dampak tsunami Selat Sunda juga dirasakan di sejumlah wilayah kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Tercatat dua orang Pegawai Harian Lepas (PHL) Balai TNUK yakni Rubani dan Sandi menjadi korban meninggal dunia. Sejumlah fasilitas Balai TNUK juga tidak luput terkena dampak, sehingga mengalami rusak sedang, hancur, bahkan hilang. (ega/prf)