"Dua kubu pendukung ini kemudian berinteraksi secara berlebihan dengan saling menjelekkan dan saling menghina. Termasuk panggilan dengan nama binatang yang hanya menurunkan harkat sebagai manusia dan pola interaksi di media sosial. Ini akan merugikan bangsa merugikan umat Islam, karena akan menganggu ukhuwah Islamiaah," kata Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin di kantornya, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018).
Dia meminta setiap pihak untuk menahan ego dan mengedepankan ukhuwah Islamiah. Agenda pilpres, diminta Din, jangan sampai merusak kekeluargaan di antara umat Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Din meminta umat Islam tak terjebak kepentingan politik hingga merusak persatuan. Dia menyarakan semua pihak untuk saling memberi kebebasan dalam memberikan aspirasi.
"Kemudian kedepankan persatuan dan kesatuan ukhuwah Islamiah dan untuk tidak terjebak dalam kepentingan politik dan memberikan kebebasan untuk memberikan aspirasi sesuai dengan kata hati tanpa harus menciptakan pertentangan antar-sahabat sama kita," lanjutnya.
Persoalan panggilan dengan nama hewan, seperti cebong dan kampret, memang sempat mengemuka. Perilaku tersebut pun telah diminta untuk dihentikan, salah satunya oleh Aa Gym, yang mengingatkan masyarakat agar tak memanggil salah satu pihak pendukung maupun peserta Pilpres dengan sebutan cebong atau kampret.
"Jadi jangan panggil dengan gelaran yang buruk. Yang satu panggil kecebong, yang satu panggil kampret," kata Aa Gym, dalam acara Kajian Tauhid, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (8/7). (eva/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini