"Dia orangnya aktif organisasi, bersahaja. Kekerabatannya sampai ke orang tuanya," ujar Ade di TPU Keramat Bungur Jaya, Kemang Pratama 3, Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Senin (24/12/2018).
Ade mengatakan Tya sering mengenalkan kerabatnya ke orang tuanya. Tak cuma teman, Tya juga disebut mengenalkan guru hingga kepala sekolahnya ke orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kerabat almarhum, Dinda Bianca, mengatakan sosok Tya ialah pribadi yang periang. Menurut Dinda, Tya selalu berusaha membuat suasana cair.
"Tya itu baik banget. Dia selalu menghidupkan suasana di antara teman-temannya. Dia salah satu orang yang nggak pernah berpikiran buruk dengan orang lain. Dia selalu dalam kondisi seburuk apa pun selalu buat ketawa," ujar Dinda.
Dinda mengaku terakhir kali berkomunikasi pada Kamis (20/12). Dia mengaku sempat punya rencana bertemu dengan Tya setelah Tya selesai dari kegiatan di Banten.
"(Saya dan almarhum) buat janjian sebenarnya hari Senin ini saya janjian buat ketemuan sama dia. Dia bilang 'aku mau gathering sebentar, ada acara di Tanjung Lesung. Nanti aku balik lagi (hari) Minggu. Nanti Senin nanti ketemu'," ucap Dinda menirukan pesan Tya.
Tya menjadi salah satu korban tewas akibat tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) malam. Dia disebut berada di lokasi family gathering PLN yang juga menjadi lokasi band Seventeen manggung. Gitaris dan bassist Seventeen dan 31 peserta gathering meninggal.
Hingga saat ini, berdasarkan data dari BNPB di Banten dan Lampung berjumlah 281 orang. Selain itu, ada 1.016 orang yang menjadi korban luka-luka, 57 orang hilang, dan 11.687 orang mengungsi.
BNPB juga menyatakan ada 611 unit rumah rusak, 69 hotel-vila rusak, hingga 420 perahu mengalami kerusakan akibat tsunami ini. Korban dan kerusakan ini, disebut Sutopo, berada di 5 kabupaten, yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Tonton juga vidoe 'Sosok Herman, Gitaris Seventeen di Mata Sang Istri':
(haf/haf)