Djarot, yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), diusir oleh warga selepas salat Jumat di Masjid Al-Atiq di Tebet pada 14 April 2017. Djarot dianggap tidak pro-Islam karena berpasangan dengan Ahok, yang sedang menjalani proses hukum kasus penistaan agama.
"Saudara-saudara, saya mengalami bagaimana rasanya diusir ketika menunaikan ibadah salat. Saya bilang, ya Allah, sabar... sabar.... Karena mereka banyak yang belum paham," ucap Djarot dalam Rapat Konsolidasi Pemenangan Pileg dan Pilpres 2019 di Hotel Horison, Tangerang, Jumat (21/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot menilai hal seperti itu terjadi saat kampanye Pemilu 2019. Terlebih soal fitnah kepada capres Joko Widodo (Jokowi), yang diusung PDIP dan koalisinya.
"Bagaimana Pak Jokowi difitnah, katanya tidak dekat dengan ulama, padahal calon wakil adalah KH Ma'ruf Amin, Ketua MUI. Tapi mereka tidak peduli, di-switch-lah, Pak Jokowi PKI," ucap Djarot.
Djarot merasa lebih baik membandingkan para calon secara objektif, baik untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Sekarang diadu, pihak sebelah sini seperti apa, sebelah sana seperti apa. Siapa Pak Jokowi, siapa Pak Prabowo, siapa Pak Ma'ruf Amin, siapa Pak Sandiaga Uno," kata Djarot.
"Bagaimana prestasinya. Apa yang sudah dikerjakan. Apa yang dikerjakan Jokowi, apa yang dikerjakan Prabowo. Gitu saja," ucapnya.
Simak juga video 'Agung Yulianto Siap Totalitas Jika Terpilih Dampingi Anies':
(aik/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini