Polisi Temukan Bukti Baru Kasus Pengeroyokan Muhammad Khaidir di Masjid

Polisi Temukan Bukti Baru Kasus Pengeroyokan Muhammad Khaidir di Masjid

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jumat, 21 Des 2018 10:08 WIB
Foto: Ari Saputra/detikcom
Makassar - Seorang mahasiswa bernama Muhammad Khaidir (23) asal Kabupaten Selayar tewas dikeroyok di sebuah masjid di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kasus tersebut banyak dikecam karena, selain aksi main hakim sendiri, peristiwa itu terjadi di tempat suci. Pihak kepolisian menemukan bukti baru terkait pengeroyokan ini.

"Kami menemukan bukti baru yang akan dipakai untuk menambah tersangka dalam kasus ini," kata Wakapolres Gowa Kompol Muhammad Fajri saat dihubungi lewat telepon oleh detikcom, Jumat (21/12/2018).

Bukti baru yang didapatkan ini diharapkan bisa menjadi petunjuk baru untuk menambah tersangka dalam tragedi pengeroyokan di lingkungan masjid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya belum bisa publish bukti baru itu karena masih terkait dalam penyidikan kami di lapangan," ungkapnya.

"Mudah-mudahan bukti baru ini menjadi pelengkap untuk menambah tersangka dan saksi," sambungnya.

Beberapa yang lalu, Fajri sempat menyebut banyak warga yang menyaksikan langsung proses penganiayaan terhadap Khaidir.

"Pada saat dianiaya, banyak yang melihat, tapi yang memukul baru 10 orang. Kita berbicara saksi banyak berada di saat itu," kata dia.

Fajri mengatakan, pada malam sebelum pengeroyokan, Khadir berpamitan dengan teman kos dan saudaranya di Makassar untuk berangkat ke Jeneponto. Khaidir pergi ke sana untuk urusan pribadi.

"Tapi dia singgah di masjid itu dan kenapa di masjid itu masih dalam pendalaman. Tetapi tidak ada barang yang hilang di masjid itu atau dia mengambil sesuatu. Tidak ada," terangnya.

Dia bahkan menyebut suara panggilan lewat pengeras suara masjid didengar oleh warga di sekitar. Namun dia mengakui banyak warga yang ketakutan memberikan kesaksian setelah kejadian itu berlangsung.

"Banyak yang mengetahui, termasuk mendengar suara itu," terangnya.

Berdasarkan keterangan petugas yang pertama kali sampai di lokasi, Khaidir sudah terlihat tergeletak di lingkungan masjid dan masih banyak warga yang berkerumun di sekitarnya. Oleh karena itu, polisi segera memasangkan garis polisi untuk mengurai massa.

"Setelah mendatangi TKP dan melihat korban tergeletak tak berdaya dan melakukan police line agar warga keluar dari pekarangan masjid," ungkapnya.

Peristiwa bermula saat Khaidir ingin menunaikan salat di masjid, tapi pintunya tertutup. Khaidir lalu datang ke rumah seorang warga berinisial YDS yang tinggal di dekat masjid. Hanya, waktu itu Khaidir mengetuk pintu rumah YDS dengan keras.

"Korban datang ke rumah warga berinisial YDS, seorang penjahit yang dekat masjid. Korban mengetuk pintu rumahnya dengan keras, namun pintu tidak dibuka sehingga korban berjalan ke dalam masjid," kata AKBP Shinto saat dimintai konfirmasi via telepon soal tragedi itu.

Gedoran pintu itu menimbulkan salah paham. YDS, yang ada di dalam rumah, merasa gedoran tersebut sebagai sebuah ancaman. YDS lalu lari ke masjid lewat pintu yang lain.

Kemudian YDS bertemu dengan RDN (47), marbut masjid. RDN lalu menggunakan pengeras suara berbicara seolah-olah ada maling di masjid. Massa yang mendengar dari pengeras suara terprovokasi.

Sementara itu, Khaidir, yang merasa tak terjadi apa-apa, menuju masjid. Khaidir pun dikeroyok massa.

"Teriakannya 'ada maling'. Tetapi tak ada benda yang dicuri. Itu yang memantik warga datang dan melakukan kekerasan," ucap Shinto.



Saksikan juga video 'Dituding Maling di Masjid, Mahasiswa Gowa Tewas Diamuk Massa':

[Gambas:Video 20detik]

(fiq/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads