"Dalam lagu Mars DWP yang sering dinyanyikan, itu sudah sangat luar biasa isinya yang menyebut-nyebut soal kemandirian, ekonomi sampai sosial dan budaya serta komitmen untuk bersatu padu wujudkan masyarakat adil dan makmur. Semua sudah lengkap, pesan saya jangan hanya dihafal tapi dilaksanakan," kata Ma'ruf dalam keterangan tertulis, Kamis (20/12/2018).
Tak lupa dirinya juga mengucapkan selamat HUT yang ke-19 kepada DWP dengan harapan DWP mampu memberikan kesejahteraan kepada anggotanya dan berperan lebih besar lagi dalam pembangunan nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jika elemen masyarakat seperti para anggota DWP seluruh Indonesia melaksanakan kiprahnya untuk bangsa dan negara dalam perekonomian, kemandirian, sosial dan budaya maka akan Bangsa Indonesia bisa sampai pada cita-cita bersama.
Hal tersebutlah yang baginya sesuai dengan amanah TAP MPR tentang visi Indonesia masa depan, yakni Indonesia yang maju, Indonesia yang sejahtera, dan Indonesia yang mandiri.
"Saya yakin jika semua kiprah tersebut dilaksanakan sesuai dengan koridor Pancasila maka selesai semua masalah bangsa, Indonesia akan tenteram-tenteram saja," ucapnya.
Di acara tersebut Ma'ruf juga menyampaikan materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Dirinya menekankan pemahaman nilai luhur bangsa yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika semestinya ada dalam diri yang menjadi kesadaran seluruh anak bangsa termasuk DWP, kemudian berupaya untuk memahaminya dengan berbagai cara yang baik.
Pemahaman Empat Pilar yang baik menurutnya akan berpengaruh baik buat anggota DWP yang juga merupakan kaum ibu untuk anak-anaknya. Apalagi tantangan bangsa terbesar adalah bagaimana menjaga generasi muda milenial tidak terpengaruh dampak buruk modernisasi.
"Di sinilah peran kaum ibu teruji tentu saja dengan pemahaman nilai luhur bangsa yang baik," ucapnya.
Tapi, menurut Ma'ruf, modernisasi, kemajuan teknologi tidak selalu berdampak buruk. Banyak generasi milenial Indonesia yang menggunakan serta memanfaatkan kemajuan teknologi untuk hal-hal yang baik.
Ma'ruf pun mengungkapkan dirinya sering bertemu anak-anak muda milenial para netizen dan blogger juga vloger di kota-kota besar Jakarta dan di daerah-daerah yang luar biasa. Dengan penguasaan teknologi digital serta teknologi informasi yang baik, mereka berada di dunia yang menyenangkan.
Para anak muda milenial tersebut menuangkan segala kreativitasnya, ekspresinya, segala ide, dan gagasan-gagasannya dalam bentuk tulisan-tulisan, status-status pembuatan video yang mereka senangi.
Dengan kecanggihan teknologi, apa yang mereka buat detik itu juga tersebar secara cepat. Bahkan secara global, sebab banyak dari mereka yang memiliki pengikut atau follower mencapai ratusan ribu bahkan jutaan.
"Ketika kami mendiskusikan soal Sosialisasi Empat Pilar, mereka tertarik untuk menyampaikannya sesuai metode dan kreativitas mereka, dan itu terjadi tidak ada paksaan. Itu keinginan mereka sendiri. Melalui smartphone dan gadget canggih lainnya, pesan empat pilar akan cepat tersebar," katanya.
Ma'ruf mengatakan kiprah generasi milenial yang cerdas dan luar biasa tersebut akan mampu menjaga bangsa dari potensi negatif, terutama jelang Pemilu 2019. Dirinya pun sangat mendukung, mengapresiasi, dan bangga terhadap komitmen generasi milenial dalam hal ini para netizen milenial yang luar biasa.
Komitmen tersebut tercetus dalam bentuk Deklarasi Empat Hal Keputusan Warga Net di hadapan Ma'ruf saat berkunjung ke gedung parlemen belum lama ini. Pertama, tidak menyebarkan konten hoax dan SARA. Kedua, bijak bermedia sosial sesuai dengan Pancasila. Ketiga, menerapkan Empat Pilar MPR dalam literasi digital. Keempat, bersatu membuat keren Indonesia dengan konten yang positif.
Dalam kesempatan yang sama, anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian juga mengucapkan selamat HUT DWP Ke-19.
"Dharma Wanita sendiri adalah bagian dari gerakan civil society yang diharapkan mampu bersinergi dengan elemen bangsa lainnya, mewujudkan situasi di Indonesia yang menjadi cita-cita kita semua, yakni keadilan dan kesetaraan," ujar Hetifah.
Hetifah pun mengingatkan saat ini kondisi-kondisi seperti yang dicita-citakan bersama tersebut masih belum tercapai secara maksimal. Seperti praktik diskriminasi terhadap perempuan masih terasa ada dalam berbagai bentuk, walaupun secara kasat mata dan terbuka sudah tidak ada di Indonesia tapi masih terasa secara terselubung.
Dirinya mencontohkan saat ini masih ada diskriminasi di dunia politik, kekerasan-kekerasan yang banyak dialami perempuan sebagai korbannya, buta huruf masih banyak terjadi di kalangan perempuan, dan lainnya.
"Hal tersebut perlu diperhatikan DWP juga sebagai civil society. Sebab Dharma Wanita sangat strategis perannya dalam lingkup organisasi juga nasional. Dharma wanita juga penting sebagai medan berlatih berorganisasi serta berdemokrasi yang baik," ucapnya.
Sementara terkait Sosialisasi Empat Pilar MPR di hadapan Pimpinan serta ratusan anggota DWP, Hetifah mengungkapkan perlunya seluruh elemen bangsa termasuk DWP untuk lebih memahami Sila Ketiga dalam Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.
"Kenapa saya menekankan Sila Ketiga ini, sebab bangsa ini akan memasuki tahun politik 2019, tahun yang sangat penting juga penuh potensi 'panas' sebab merupakan ajang demokrasi memilih caleg dan capres yang pasti beragam pilihan. Tantangan berat dan besar yang menguji persatuan Indonesia ada di situ," katanya.
Jangan sampai, lanjut Hetifah, karena perbedaan pilihan terjadi permusuhan antar sesama teman, saudara, tetangga. Untuk itulah, perlu pemahaman yang baik bahwa ikut berpartisipasinya semua anak bangsa dalam pemilu 2019 tujuan utamanya untuk mengantarkan Indonesia jauh lebih baik di masa depan.
"Maka kita semua harus menjaga betul hubungan antar sesama, bertoleransi tinggi, menghargai perbedaan, berpartisipiasi di tahun politik dengan bermakna dan cerdas. Dan semua itu bisa dilakukan saat ini juga dari level yang terkecil, yakni di keluarga dan di lingkungan sekitar. Di lingkungan keluarga peran ibulah yang sangat besar, ini pesan saya untuk anggota DWP," terangnya.
Sebagai informasi, acara HUT DWP Ke-19 ini digelar pada Rabu (19/12/2018), diikuti sekitar 500 lebih peserta yang memenuhi Ruang Gedung Nusantara V, terdiri dari anggota DWP dari lingkungan Setjen MPR RI dan anggota DWP perwakilan kementerian, seperti DWP Kementerian Keuangan, DWP Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia, DWP Kementerian Kesehatan, DWP Kementerian Agama, dan lainnya.
Acara yang mengambil tema sentral 'Optimalisasi Potensi DWP Untuk Suksesnya Pembangunan Nasional' ini juga dihadiri anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian yang juga sebagai narasumber Sosialisasi Empat Pilar MPR, Ketua Bidang Organisasi DWP Pusat Jullie L. Hakim, dan Ketua Dharma Wanita Setjen MPR Djuwariyah. (ega/mul)











































