"Ini tidak asal launching, sebagian sudah bergerak seperti Jabar Quick Respons, Saber Hoaks, Kredit Mesra, Satu Hafis Satu Desa. Tinggal per Januari nanti kita perbanyak. Tambah 10 desa tiap bulan sehingga dalam lima tahun bisa terwujud semua," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Gedung Sate, Bandung, Senin (17/12/2018).
Untuk pembangunan yang bersifat fisik, seperti pembangunan dan perbaikan jalan, jembatan, serta berbagai infrastruktur lainnya kemungkinan besar baru bisa dimulai setelah Maret 2019 karena harus melalui proses tender.
Untuk membiayai berbagai program pembangunan, dia menyebut tak cuma mengandalkan APBD Jawa Barat, tapi juga melibatkan pihak-pihak lain seperti kalangan BUMN dan swasta, baik dalam bentuk CSR maupun investasi bisnis, serta hibah dari jaringan pribadinya di dalam dan luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memoles alun-alun di 27 kabupaten/kota serta objek-objek wisata baru di Jabar, misalnya, dia mendapat bantuan dari 15 tim arsitek. Mereka menghibahkan pemikiran dan kemampuannya mendesain kota secara gratis.
"Saya harus berterima kasih kepada mereka. Jadi, modal pembangunan itu saya hitung ada delapan pintu, tak harus dari APBD. Saya mah dari mana aja yang duluan bisa saya manfaatkan," papar Kang Emil.
Baca juga: Ridwan Kamil Gulirkan 'Sekoper Cinta' |
Untuk menopang pembangunan di daerah-daerah, dua pekan lalu dia mengganti direksi Bank Jabar-Banten. Orientasi bank ini ke depan juga akan mengubah fokus kredit dari consumer ke membiayai pembangunan daerah.
Benarkah cuma itu di balik penggantian direksi BJB tersebut? Bagaimana pembagian tugas dengan wakilnya, Uu Ruzhanul Ulum? Bagaimana pula dia menyikapi masa depan Uu yang namanya disebut-disebut terkait dengan penyimpangan dana hibah semasa menjadi Bupati Tasik? Simak paparan selengkapnya dalam Wawancara Khusus di bawah ini:
(jat/erd)