"Prioritas nomor satu adalah ancaman teror karena dulu pernah tahun 2000 ya dan juga tahun 2018, pada 13 Mei ada serangan terhadap gereja di Surabaya," kata Tito di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (19/12/2018).
Tito menegaskan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi ancaman teror pada akhir tahun nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tito menjelaskan, 21 terduga teroris yang diamankan memang tak berkaitan langsung dengan rencana aksi teror pada hari Natal dan tahun baru. Mereka ditangkap karena dinilai berpotensi melancarkan aksi teror.
"Tidak berkaitan langsung dengan ancaman Natal dan tahun baru, tapi kami melakukan langkah-langkah yang kami anggap potensial untuk menjamin agar masyarakat yakin bahwa serangan teror tidak ada," jelas Tito.
Tito menuturkan kepolisian terus melakukan pengawasan dan pendeteksian secara senyap. "Semua tim bergerak silent monitoring, mendeteksi, apakah ada kemungkinan ancaman," imbuh dia.
Tito menambahkan, terkait kegiatan pengamanan, polisi juga bekerja sama dengan TNI dan relawan, dari pemuda gereja hingga ormas Islam, yaitu GP Ansor dan Banser.
"Kami melakukan pengamanan dengan melibatkan Polri, TNI, pemuda gereja, maupun ormas yang secara volunter. Ada Banser, Ansor juga membantu. Yang lain mau bantu, silakan," ucap Tito. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini