Timses Jokowi: Sandi Jangan Playing Victim Tiru Ratna Sarumpaet

Timses Jokowi: Sandi Jangan Playing Victim Tiru Ratna Sarumpaet

Arief Ikhsanudin - detikNews
Kamis, 13 Des 2018 15:41 WIB
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (Rinto Heksantoro/detikcom)
Jakarta - Kampanye calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Uno di Sumatera Utara kembali disoroti Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Sandi diminta tidak meniru Ratna Sarumpaet, maksudnya?

Awalnya Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengomentari tentang tren di media sosial, yaitu tanda pagar (tagar) 'Sandiwara Uno'. Tagar itu berkaitan dengan potongan video yang beredar yang menampilkan poster bertulisan 'Pak Sandiaga Uno, sejak kecil kami sudah bersahabat, jangan pisahkan kami gara-gara Pilpres. Pulanglah!!!'.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu akhirnya kan muncul itu hashtag (tagar). Nggak tahu dari mana, tapi berarti publik kan merespons 'Sandiwara Uno' itu," ucap Hasto kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (13/12/2018).

"Itu kan respons publik, artinya berpolitik harus dengan ketulusan, nggak usah playing victim. Toh Ratna Sarumpaet sudah gagal sebagai playing victim, nggak perlu dicontoh-contoh lagilah," imbuhnya.

Hasto mengakui ada yang aneh dari potongan video yang beredar, yang belakangan diketahui isinya menampilkan kampanye Sandi di Pasar Kota Pinang, Sumatera Utara. Namun dia enggan menyimpulkan apakah yang dilakukan Sandi saat berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumatera Utara, seperti dalam video yang beredar itu sandiwara atau bukan.




"Kita juga nggak tahu sandiwaranya yang mana. Kan masyarakat melihat. Ketika (poster) itu mau dilepas, kemudian ada yang melarang di dalam (video) itu. Kan itu keanehan yang muncul," ucap Hasto.

Dalam video itu, orang yang melarang poster tersebut dilepas adalah Yuga, yang merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Yuga pun sudah merespons tudingan sandiwara di balik kampanye Sandi itu.

"Jadi saya agak marah kalau ada yang bilang itu rekayasa, ini tidak ada rekayasa sama sekali, ini memang dinamika di masyarakat yang harus didengarkan," ujar Yuga. (dhn/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads