Dia juga mengaku berjasa atas kemenangan Prabowo-Hatta di Madura saat itu. Sebab, berkat isu Jokowi PKI yang disebarkannya, Prabowo dapat memikat pemilih di Madura saat itu.
Kini La Nyalla memilih bertobat dan meluruskan isu negatif terkait sang petahana. Lantas apakah suara eks politikus Gerindra itu akan kembali berpengaruh di Madura?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan Denny; Golkar, NasDem, PDIP, dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf langsung meyakini 'meloncatnya' Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur itu akan membawa keuntungan tersendiri bagi pihaknya. Mereka menilai jaringan yang dimiliki La Nyalla dapat menambah dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf.
"Bagi kami, dukungan Pak La Nyalla di Jawa Timur setidaknya dapat membantu tim pemenangan Jokowi-Kiai Ma'ruf untuk (menggaet) kalangan pengusaha dan dunia olahraga yang selama ini digelutinya," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily.
"Saya percaya power LN (La Nyalla), apalagi sebelumnya dia di kubu sebelah di Jatim (pada Pilpres 2014). Pasti ada dampaknya bagi pilpres, ya," ujar Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari dalam kesempatan yang berbeda.
Sementara itu, PKB menyimpan harapan dukungan La Nyalla dapat menambah kekuatan bagi Jokowi-Ma'ruf, termasuk membantu meluruskan hoax PKI yang selama ini menerpa Jokowi.
"Masuknya La Nyalla kita harapkan akan menambah kekuatan Jokowi-Ma'ruf Amin sekaligus meluruskan informasi-informasi keliru dengan fakta-fakta yang sesungguhnya," ungkap Wasekjen PKB Daniel Johan lewat pesan singkat.
Sementara koalisi Jokowi-Ma'ruf percaya La Nyalla akan membawa keuntungan besar bagi suara Jokowi di Madura, tidak demikian halnya dengan oposisi. PAN dan PKS yakin La Nyalla tidak akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada Jokowi-Ma'ruf.
PAN menilai pengaruh yang akan disumbangkan ke Jokowi tidak akan sebesar sesumbar La Nyalla. Sedangkan PKS meyakini suara yang disumbangkan akibat 'La Nyalla Effect' tidak akan mampu menggerus kemenangan Prabowo-Sandiaga di Madura.
"Kalaupun ada pengaruhnya, kami yakin tidak besar. Tidak sampai bisa mengalahkan suara Pak Prabowo," ujar Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin.











































