"Terhadap Jawa Tengah yang dikatakan, disebut, kandang kelompok tertentu sudah tidak benar sama sekali. Karena pilkada kemarin membuktikan tidak begitu," kata Sudirman di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).
"Memang saya tidak menang secara angka. Tapi semua orang, terutama kantong-kantong petahana, itu mengatakan, 'Ah paling 20 persen, paling 15 persen.' Begitu, kan? Tapi ternyata masyarakat Jawa Tengah bersikap berbeda," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan politik adalah hal dinamis. Sudirman pun mencontohkan hasil Pilkada DKI 2017 yang berbeda dengan berbagai survei sebelum pilkada.
"Kita percaya bahwa politik itu dinamis. Kita tidak pernah menyangka (Pilkada) Jakarta misalnya, yang surveinya gila-gilaan pada waktu itu hasilnya berbeda. Dan pandangan orang, preferensi orang juga dinamis, tergantung situasi," ucapnya.
Sudirman sebelumnya memang mengatakan Prabowo-Sandi bakal memindahkan markas ke Jawa Tengah. Tujuannya adalah untuk merebut suara di Jateng yang selama ini disebut sebagai 'kandang banteng' atau basis suara PDIP.
Selain berbicara tentang potensi suara di Jateng, Sudirman mengatakan Jateng saat ini dikangkangi kelompok yang menyebarluaskan praktik korupsi. Sudirman kemudian mengatakan 15 dari 21 kepala daerah di Jawa Tengah yang terlibat korupsi berasal dari satu partai politik.
"Sebanyak 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang korupsi 21. Sebanyak 15 di antaranya dari satu partai politik. Dan kita tidak ingin ini terjadi, tidak boleh Jawa Tengah itu terus dikangkangi oleh satu kelompok yang menyebarluaskan praktik korupsi," jelas Sudirman. (zak/haf)