"Padahal rencana tersebut sudah diketahui oleh Prabowo Subianto di mana ketika berkunjung ke kantor PBNU pada hari Kamis, 16 Agustus 2018, Prabowo mengomentari rencana Pemerintah yang akan menaikan gaji PNS, Guru, TNI, dan Polri pada tahun 2019 mendatang sbb: 'Kalau setiap usaha untuk kesejahteraan PNS, guru ABRI, itu tentunya baik dan bagus'," kata Inas kepada wartawan, Rabu (12/12/2018).
"Artinya dia mengatakan, segala bentuk program atau kebijakan pemerintah untuk membantu dan meringankan penderitaan masyarakat Indonesia adalah baik," imbuh Inas menafsirkan pernyataan Prabowo beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 16 Agustus lalu, Prabowo memang menyebut setiap usaha untuk memperbaiki kesejahteraan PNS, guru, ABRI tentunya baik dan bagus selama kemampuan ekonomi negara menunjang. Pernyataan Prabowo saat itu terlontar kala menanggapi rencana pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan gaji PNS sebesar 5% pada 2019.
Kembali ke Inas, bagi dia, pernyataan Sekretaris Direktorat Advokasi BPN Prabowo-Sandiaga, Habiburokhman yang mengaku akan melakukan kajian hukum soal kenaikan gaji PNS malah membingungkan. Meski demikian, Habiburokhman menegaskan kenaikan gaji PNS adalah hal wajar.
"Nah! sekarang melalui anak buahnya, kenapa Prabowo terkesan keberatan jika gaji PNS, guru, TNI dan Polri akan dinaikkan? Apakah karena Prabowo kesal dan beranggapan bahwa PNS, guru, TNI dan Polri tidak mau berpihak kepada Prabowo?" sebut dia.
Ketua Fraksi Hanura DPR itu sama sekali tidak mengerti mengapa kubu Prabowo menyoroti kenaikan gaji PNS di 2019. Padahal, klaim Inas, orang-orang kubu Prabowo yang duduk di DPR menyetujuinya.
"Padahal juga, kenaikan gaji PNS, guru, TNI dan Polri ini sudah lama direncanakan dan diketahui juga oleh kubu Prabowo-Sandi yang duduk di DPR bahkan ikut serta menyetujui melalui APBN 2019, lupa ya?" pungkas Inas.
Saksikan juga video 'Blak-blakan: Gaji PNS dan Cara Djarot Menggusur PNS Korup':
(gbr/mae)