Beda Kesulitan Evakuasi Korban Danau Toba dengan Lion di Karawang

Beda Kesulitan Evakuasi Korban Danau Toba dengan Lion di Karawang

Erwin Dariyanto - detikNews
Senin, 10 Des 2018 17:58 WIB
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Kedalaman perairan laut Karawang tempat jatuhnya Lion Air akhir Oktober lalu memang tak sampai 40 meter, dibandingkan Danau Toba, yang mencapai 450 meter. Tapi bukan berarti pencarian korban Lion lebih mudah ketimbang mencari korban Kapal Sinar Bangun, yang tenggelam pada 18 Juni lalu.

"(Kedalaman) 450 meter bukan hal yang mudah. Penyelam dengan alat regulator maksimum hanya bisa menyelam 60-70 meter, itu yang sudah qualified. Pada umumnya ya (menyelam) 50 (meter) sudah maksimal," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M Syaugi saat Blak-blakan dengan detikcom yang tayang pada Senin (10/12/2018).

Di laut Karawang, dia melanjutkan, air asin menyebabkan jarak pandang pendek. Hal itu diperparah oleh pasir di dasar laut yang terbawa arus hingga menambah keruh pandangan. Selain itu, tim evakuasi mengalami kesulitan karena kekuatan dan kecepatan arus yang berbeda-beda. Ada juga kesulitan akibat tingginya gelombang di bagian atas, serta pipa-pipa PT Pertamina dan kabel PT Telkom di dalam laut.

"Jadi ini nggak bisa sembarangan. Kapal Basarnas tidak boleh parkir di situ," kata Syaugi.

Basarnas kemudian bersinergi dengan PT Pertamina, yang bisa merapat ke lokasi diduga ditemukannya korban-korban jatuhnya Lion Air JT610. Dari kapal inilah penyelam-penyelam Basarnas diturunkan. (erd/jat)




Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads