"Sekali lagi, kalau saya berbicara atas nama Waketum PAN, lagi-lagi kepentingan partai yang harus kita utamakan, yaitu bagaimana supaya kita dapat suara signifikan dalam pemilihan presiden. Dan memang harus diakui imbas atau coattail effect dari pilpres ini misalnya untuk Prabowo itu hanya dinikmati oleh Gerindra. Itu yang harus kita akui juga," kata Bara di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Bara yakin Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tetap bisa bekerja total meski DPW PAN Kalsel mendukung Jokowi. Tim kampanye Prabowo-Sandi disebut bekerja di skala nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bara melanjutkan Jokowi memang masih kuat di beberapa daerah, termasuk di Kalsel. Melihat realitas politik itu, Bara mengatakan DPW PAN Kalsel lalu mendukung Jokowi.
"Dan di sini mungkin berdasarkan realitas politik itu pengurus PAN Provinsi Kalsel mengambil keputusan itu," jelasnya.
Anggota DPR itu menegaskan kepentingan partai lebih utama ketimbang yang lain. Apa alasannya?
"Karena misalnya dari 2019 sampai 5 tahun berikutnya 2024, positioning politik kita, bargaining politik kita, leverage politik kita ditentukan oleh berapa jumlah kursi yang kita punya di DPR ini. Itu. Dan persentase yang kita peroleh di pileg itu yang saya pikir menjadi prioritas dari masing-masing partai," sebut Bara.
"Saya pikir masing-masing partai punya dinamika yang sama. Demokrat juga begitu kan, membebaskan beberapa pengurus partai untuk mendukung Jokowi mereka lebih tegas lagi dalam hal ini. Saya pikir di partai-partai ada dinamika yang sama. Jadi ini bukan sesuatu yang abnormal," imbuhnya.
Seperti diketahui, PAN mengusung Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019. Namun DPW PAN Kalsel tak mengikuti garis perintah partai dan justru mendeklarasikan dukungannya untuk Jokowi-Ma'ruf.
Pernyataan dukungan itu langsung diteken oleh Ketua DPW PAN Kalsel Muhidin di di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Minggu (9/12). DPP PAN pun menyebut siap menindak Muhidin karena manuvernya yang berbeda dari keputusan partai. Saat ini PAN tengah mengumpulkan informasi.
Muhidin tak gentar bila harus dipecat partai karena mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Ia pun balik menggertak DPP PAN dan menyatakan 200 ribu kader siap ikut dirinya.
Atas manuver DPW PAN Kalsel, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga mempertanyakan komitmen PAN. Juru debat BPN Prabowo-Sandi, Sodik Mujahid, juga membandingkan PAN dengan Partai Demokrat (PD), yang juga bermain 'dua kaki' di Koalisi Indonesia Adil dan Makmur tersebut.
"Itu tergantung kesungguhan komitmen PAN kepada koalisi. Apakah akan bersikap tanggung seperti Demokrat atau mau total atau mau pasang 'kaki dua'," kata Sodik, Senin (10/12).











































