Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Energi (DPE) Provinsi DKI, Ricki Marojahan Mulia, mengatakan, dari 1.333 titik yang akan dibangun, ada 33 titik drainase vertikal sedang atau dengan kedalaman 40 meter. Sedangkan 1.300 titik akan dibangun drainase vertikal dangkal dengan kedalaman 4 meter.
"Sebanyak 1.300 unit sumur dangkal, untuk mengurangi genangan dan konservasi air tanah. Sedangkan 33 unit merupakan sumur resapan sedang, yang juga berfungsi memasukkan air ke dalam akuifer dengan tujuan konservasi air tanah dan untuk mencegah penurunan muka tanah," kata Ricki dalam keterangannya, Senin (10/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya, daerah komunal, padat penduduk, tapi tidak memiliki saluran pembuangan. Kalau hujan air tidak bisa mengalir kemana-mana. Kita bantu mengalirkannya dengan drainase vertikal," jelasnya.
Dalam Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun 2019, DPE Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sumur resapan sedang sebesar Rp 2,8 miliar dan Rp. 12,5 miliar untuk pembangunan sumur resapan dangkal.
Anggaran ini akan digunakan untuk membangun sumur resapan sebanyak 1.333 titik yang fungsinya untuk menangani banjir pluvial (akibat hujan setempat), dan sebagai upaya konservasi air tanah di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Lalu, pada 2020, ditargetkan akan terbangun lagi sumur resapan sebanyak 1.334 titik. Kemudian, pada 2021, akan ada penambahan sumur resapan sebanyak 1.334 titik dan begitu juga pada 2022 dengan jumlah yang sama sehingga pada 2022 diharapkan Jakarta sudah memiliki drainase vertikal sebanyak 5.335 sumur resapan.
"Dengan begitu, kita bisa meminimalisasi banjir atau genangan air di daerah yang rawan banjir," kata Ricki.











































