"Harapan saya Pak Mendagri segera periksa. Dan Pak Mendagri sudah berjanji menuntaskan masalah ini," kata Utut di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/12/2018).
Ia punya beberapa dugaan atas kasus tercecernya e-KTP. Sebab, menurut Utut, tercecernya e-KTP di Duren Sawit bukanlah yang pertama kali terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dugaan kita kan prosedurnya masih tidak mudah, sehingga banyak orang ngambil jalan pintas. Penduduk yang punya usia kan setiap tahun nambah ini juga kan. Ini di hulu sistemnya harus diperbaiki. Jadi mereka tahu penambahan orang berdasarkan ulang tahunnya," sebut politikus PDIP itu.
Utut kemudian juga berbicara soal pemilu dengan sistem e-voting seperti yang disebutkan Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet). Namun dia menyerahkan hal tersebut untuk dibahas di Komisi II DPR yang membawahkan urusan pemilu dan dalam negeri.
"Kalau hemat saya, kemajuan teknologi sebagai suatu keniscayaan. Kita tidak bisa menghindari hal-hal itu. Jadi, kalau pemikiran itu tentu komisi II yang mengkaji. Kalau saya mem-bypass atau memerintahkan kayak tidak pas. Itu kewenangan ada di komisi II biar nanti diskusinya di sana," ucap Utut.
Polsek Duren Sawit sebelumnya mengamankan sejumlah e-KTP yang tercecer di dekat persawahan. Ada 2.005 e-KTP yang ditemukan, tapi kebanyakan e-KTP itu sudah tidak berlaku atau expired.
Mendagri Tjahjo Kumolo telah buka suara. Ia menilai pembuang e-KTP itu sama dengan pembuang di Bogor pada Mei 2018.
"Ini penjualan hanya jual blangko, nggak sampai kepada perekaman. Tetapi ini tahun politik, ya sensitif. Harus kita cari siapa yang tanggung jawab siapa yang buang, karena ada indikasi orang sama yang dulu di Bogor yang sekarang tercecer di Duren Sawit," ujar Tjahjo.
Saksikan juga video 'Mendagri Duga Ada Motif Politik di Penemuan Sekarung E-KTP':
(tsa/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini