Pantauan Antara, Senin (10/12/2018), pagi, beberapa fasilitas umum yang terendam banjir adalah Pasar Pagi Putussibau, Terminal Putussibau, Polres Kapuas Hulu, Kompleks Kodim 1206 Putussibau, Sekretaris KPU Kapuas Hulu, Kantor Pajak Kapuas Hulu, serta sejumlah gedung sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Putussibau dan sekitarnya.
"Kondisi air memang sedikit surut, namun sejumlah fasilitas umum dan permukiman warga masih ada yang terendam," kata Ketua Tagana Kapuas Hulu, Hatta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas daerah pesisir Sungai Kapuas saat ini masih terendam," ucap Hatta.
Disampaikan Hatta, berdasarkan pemetaan Tagana, dari 23 kecamatan di Kapuas Hulu 12 kecamatan di antaranya rawan banjir. Kecamatan rawan banjir di Kapuas Hulu, yaitu Kecamatan Putussibau Selatan, Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Jongkong, Bika, Selimbau, Suhaid, Semitau, Silat Hilir, dan Kalis. Untuk daerah perbatasan, kata Hatta, ada beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Batang Lupar dan Kecamatan Badau.
"Berdasarkan data Tagana provinsi, ada 196 desa di Kalbar rawan banjir, termasuklah wilayah Kapuas Hulu, karena banyak dataran rendah," jelas Hatta.
Dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada banjir, mengingat curah hujan masih tinggi. Sementara itu, warga Teluk Barak, Kelurahan Kedamin Hilir, Kecamatan Putussibau Selatan, Harun, mengatakan semalam sempat mengungsi ke rumah terapung yang memang sudah disiapkannya, karena dalam rumahnya tergenang air.
"Pagi ini air surut, tapi cuma sedikit. Kita khawatir air kembali naik dan terjadi banjir yang lebih besar, tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi," kata Harun merasa cemas.
Sungai Kapuas di wilayah Kapuas Hulu mulai meluap mulai pada Sabtu (8/12), sekitar pukul 16.00 WIB, hingga saat ini banjir masih merendam sejumlah wilayah di Kapuas Hulu Kalimantan Barat. (asp/asp)











































