Saat Prabowo Kritik Media soal Berita Reuni 212

Saat Prabowo Kritik Media soal Berita Reuni 212

M Guruh Nuary - detikNews
Rabu, 05 Des 2018 16:09 WIB
Prabowo Subianto (M Guruh Nuary/detikcom)
Jakarta - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritik media terkait pemberitaan acara Reuni 212 di Monas beberapa waktu lalu. Prabowo menyoroti perihal pemberitaan hingga penulisan jumlah peserta Reuni 212.

Hal tersebut disampaikan Prabowo Subianto saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (5/12/2018). Prabowo mulanya berbicara tentang pentingnya kaum disabilitas bagi Indonesia.


Sebelum mengkritik media, Prabowo berbicara tentang kunjungannya ke beberapa daerah dan bertemu dengan sejumlah petani. Dia menyebut ingin melindungi rakyat, tapi malah dicemooh. Setelah itu, Prabowo mulai menyebut nama wartawan dalam pidatonya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini ada wartawan nggak di sini? Mungkin wartawan ke sini, saya khawatir, hanya nunggu saya salah bicara. Karena mereka tahu Prabowo itu jarang pakai teks, karena Prabowo bicara dari hatinya, bukan dari mana-mana," kata Prabowo.


Ketum Partai Gerindra itu lantas mulai menyinggung acara Reuni 212 di Monas. Dia mengkritik media terkait beberapa aspek dalam pemberitaan Reuni 212. Berikut ini kritik Prabowo untuk media terkait berita Reuni 212:

Kita dipandang dengan sebelah mata, kita nggak dianggap, karena dibilang kita nggak punya duit. Mereka sudah tutup semua. Buktinya hampir semua media tidak mau meliput 11 juta lebih orang yang berkumpul, belum pernah terjadi di dunia. Saya kira ini kejadian pertama ada manusia kumpul sebanyak itu tanpa dibiayai oleh siapa pun, mereka dibiayai oleh dirinya sendiri dan rekannya sendiri dan mereka yang mau bantu rakyat sekitarnya. Saya kira belum pernah terjadi. Tapi hebatnya, media-media yang kondang, media dengan nama besar, media yang mengatakan dirinya objektif, bertanggung jawab untuk membela demokrasi, padahal justru mereka ikut bertanggung jawab, mereka bagian dari usaha manipulasi demokrasi.

Sudah saatnya kita bicara apa adanya, yang bener, bener, yang salah, salah. Mereka mau mengatakan yang 11 juta hanya 15 ribu. Bahkan ada yang bilang kalau lebih dari 1.000 dia nantang, minta, terserah deh apa yang dia minta. Inti yang mau saya sampaikan, kita di agama Islam ada ajaran dan saya yakin di agama lain ada ajaran itu, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa tidak akan mengubah nasib satu kaum manakala kaum itu tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Di agama lain ada, kalau tidak salah di kalangan Kristiani juga ada.

Ada upaya, menurut saya, upaya besar untuk manipulasi demokrasi di Indonesia. Mereka mengira dengan uang yang besar, uang yang didapat dari praktik-praktik yang tidak benar, kasarnya uang dari yang mereka dapat dari mencuri uang rakyat Indonesia, dengan uang itu mereka mau menyogok semua lapisan bangsa Indonesia. Semua lapisan. Parpol mau dibeli, pejabat mau dibeli di mana-mana, rakyat mau dibohongi, rakyat mau dicuci otaknya dengan pers yang terus terang banyak bohongnya dari benernya.

Saudara-saudara, aku tiap hari ada kira-kira 5-8 koran yang datang ke tempat saya, saya mau lihat, bohong apa lagi nih, bohong apa lagi nih, itu aja, saya hanya mau lihat itu. Bohong apa lagi yang mau mereka cetak. Dan puncaknya kemarin hari Minggu, puncaknya mereka menelanjangi diri mereka di hadapan rakyat Indonesia. Ada belasan juta mereka tak mau melaporkan, mereka telah mengkhianati tugas mereka sebagai wartawan, tugas mereka sebagai jurnalis. Saya katakan, hei media-media yang kemarin tidak mau mengatakan ada belasan juta orang atau minimal berapa juta di situ, kau sudah tak berhak menyandang predikat jurnalis lagi. Boleh kau cetak, boleh kau ke sini dan ke sana. Saya tidak mengakui Anda sebagai jurnalis. Ndak usah, saya sarankan kalian tidak usah hormat sama mereka lagi, mereka hanya antek orang yang ingin menghancurkan republik Indonesia.

Saya kira cukup sambutan saya, semakin lama di sini semakin saya tambah semangat. Saya katakan, hei kaum disabilitas, saya butuh bantuanmu... (massa berteriak siap), saya butuh suaramu (massa kembali berteriak siap), nanti pada saatnya.


Video Prabowo sindir media soal pemberitaan reuni 212 bisa disaksikan di bawah.

[Gambas:Video 20detik]

(gbr/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads