"Jadi buat apa masyarakat saling gontok-gontokan, saya selalu bilang kalau kampanye harus damai menjaga ukhuwah kita, Islamiyah, dan wathoniyah," ucap Sandiaga kepada wartawan di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (30/11/2018).
Sandiaga menilai perbedaan dalam Pemilu 2019 sebagai hal yang wajar. Perbedaan tidak boleh dijadikan alasan untuk berseteru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga pun mengingatkan soal komitmen kampanye damai. Untuk itu, dia meminta jangan ada sikap saling memprovokasi.
"Kalau kita komitmen dengan kampanye damai, sejuk, kita harus turunkan tensi politik kita, jangan saling memprovokasi, itu harapan kita ke depan," ucap Sandiaga.
Sebelumnya, Idris (30) menembak Subaidi (40) pada Rabu (21/11) lalu. Persoalan ini bermula ketika akun Idris berkomentar di laman Facebook seseorang yang mem-posting 'Siapa pendukung Jokowi yang ingin merasakan pedang ini'. Akun milik Idris memberikan komentar 'Saya pingin merasakan tajamnya pedang tersebut'.
Keesokan harinya, Idris didatangi seseorang yang tidak terima atas komentar Idris di laman Facebook itu. Kepada orang yang mendatangi itu, Idris mengatakan akun Facebook miliknya sudah tidak bisa dia kendalikan karena ponsel miliknya sudah dijual.
Sehari kemudian, viral video yang memperlihatkan Idris saat didatangi orang tersebut. Polisi menyatakan posting-an di video itu dibumbui kalimat yang menyudutkan dan mengancam Idris. Idris, yang tidak terima dengan video itu, kemudian menghampiri Subaidi, yang diketahui sebagai pengunggah video itu. Idris menembak Subaidi di dada kiri hingga akhirnya tewas.
Simak Juga 'Kata Sandi 50% Milenial Tak Peduli Pilpres 2019':
(aik/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini