"Dia nggak mengerti masalah itu (soal Rp 1,8 juta). Dia menyampaikan betul ada mereka (di tempat karaoke bersama Ciktuti), tetapi untuk masalah perjanjian itu (dia) nggak tahu-menahu," ucap Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar ketika dihubungi, Jumat (30/11/2018).
Menurut Indra, keterangan pengunjung karaoke itu akan dicocokkan dengan kesaksian ketiga rekannya. Indra mengaku sudah mengantongi identitas tiga rekan pengunjung karaoke itu untuk kemudian dipanggil dan diperiksa setelah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, polisi sudah memeriksa driver taksi online yang mengantar Ciktuti. Setelah menjalani pemeriksaan, driver taksi online itu disebut Indra tidak terlibat dalam pembunuhan Ciktuti.
"Konteksnya mengantarkan saja. Dia sopir, dia mendengar apa yang ada di dalam mobil. Kalau si NR itu kan dimaki-maki sama korban," ujarnya.
Persoalan tentang Rp 1,8 juta itu terlontar dari NR yang telah ditetapkan sebagai pembunuh Ciktuti. NR menyebut uang itu dijanjikan untuk menemani empat pengunjung karaoke. NR dan Ciktuti bersama 2 temannya itu pun menemani empat pengunjung karaoke tersebut.
Namun, selepas melakukan pekerjaan itu, NR tidak menerima uang yang dijanjikan sehingga mengadu ke Ciktuti. Menurut NR, Ciktuti malah memarahinya. NR pun menghubungi pacarnya, YAP, yang kemudian cekcok dengan Ciktuti melalui sambungan telepon. Cekcok berlanjut hingga akhirnya NR dan YAP membunuh Ciktuti.
Mayat Ciktuti pun disembunyikan di dalam lemari kamar kosnya. NR dan YAP kemudian ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.
Saksikan juga video 'Ada Dugaan Prostitusi di Kasus Pembunuhan Ciktuti Iin':
(knv/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini