"Itu standar kalau itu bollards seperti itu standar. Memang di negara maju begitu, bahkan fungsinya kalau di kita untuk menghalau sepeda motor, tapi kalau di negara maju biasanya masangnya ngga gitu, tapi di pinggir untuk melindungi pejalan kaki supaya nggak ketabrak mobil yang ngebut. Kan suka nyelonong mobil," ujar Aktivis koalisi pejalan kaki, Ahmad Safrudin saat dihubungi, Kamis (29/11/2018).
Bollards di Warung Bunncit dikritik karena secara estetika dinilai jelek. Pemasngan bollards dianggap terlalu rapat sehingga kurang elok dilihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu orang masih muat jalan dan yang khusus difabel itu masih muat untuk kursi roda. Sudah tepat itu. Bahkan tempo hari di Jalan Wahid Hasyim (Jakpus) itu dipakai parkir, begitu dipasang bollard nggak masuk lagi," tuturnya.
"Singapura pakai, Malaysia juga, negara di Eropa juga begitu, London ada, jadi biasanya bollards dipasang di tempat yang rawan diserobot pengedara motor," lanjut Ahmad.
Ahmad kemudian menyarankan agar Pemprov DKI merawat bollards yang sudah dipasang di trotoar di wilayah Jakarta. Jangan sampai tiang-tiang kecil itu berumur pendek.
"Saran untuk Pemprov ya dirawat lah bollards, itu kan mahal, jangan sampai hitungan bulan udah hilang," jelasnya.
![]() |
"Nggak ada kok paradigma orang hanya mau jajan di pinggir jalan, ketika trotoar sudah bagus kita saatnya ubah perilaku orang kalau jajan jangan di pinggir jalan, tapi di tempatnya, Jangan juga represif," kata Ahmad.
Saksikan juga video 'Kemolekan Trotoar di Jembatan Ampera Ternoda':
(idn/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini