Buktinya, pergelaran wayang yang diselenggarakan di halaman Kantor Balai Desa Bugel, Jepara, itu mampu menyedot ribuan warga masyarakat untuk datang dan menyaksikan pentas wayang yang dimainkan Ki Masnanto atau yang terkenal dengan sebutan Ki Dalang Mbeling itu.
Pergelaran Wayang Kulit dengan Lakon Wibisono Minandito itu dibuka oleh anggota Fraksi Partai Golkar MPR RI Bowo Sidik Pangarso, yang mewakili pimpinan MPR. Prosesi pembukaan pagelaran wayang kulit, itu ditandai penyerahan tokoh wayang Wibisono dari Bowo Sidik kepada Ki Dalang Mbeling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara sosialisasi ini, kata Bowo, sangat penting karena, pascareformasi, para pemimpin takut bicara soal Pancasila. Bahkan Pancasila dianggap sebagai pemicu hancurnya ekonomi dan tatanan sosial bangsa Indonesia. Padahal apa jadinya bangsa Indonesia jika melupakan jati diri dan ideologi Pancasila.
"Lalu, pimpinan MPR berinisiatif mensosialisasikan kembali Pancasila serta UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI", kata Bowo dalam keterangannya, Kamis (29/11).
Sosialisasi Empat Pilar dilakukan karena pimpinan MPR sadar bahwa, jika Pancasila hilang, hilang pula bangsa Indonesia. Karena itu, Pancasila harus dipertahankan jangan sampai hilang dari bumi Indonesia.
Senada dengan Bowo, Kepala Biro Humas MPR RI Siti Fauziah menegaskan MPR memiliki berbagai metode dalam melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar. Antara lain, cerdas cermat, outbond, TOT, seminar, perkemahan, dan pentas kesenian tradisional. Jadi tidak benar jika kegiatan pementasan wayang dikaitkan dengan pemilu. Karena kegiatan sosialisasi sudah dilakukan jauh-jauh hari di berbagai daerah di Indonesia.
"Selain tontonan, pementasan wayang kulit juga memiliki tuntunan agar kita bisa menjalani kehidupan berbangsa dan bermasyarakat secara baik dan benar. Inilah salah satu maksud diselenggarakannya sosialisasi menggunakan metode pementasan wayang kulit", kata Fauziah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini