"KNKT masih melanjutkan pencarian black box CVR. Hanya saja, dengan kendala yang ada, kami membutuhkan kemampuan dan alat yang berbeda dengan yang kemarin dipakai," kata Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam jumpa pers di kantor KNKT, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, kami butuh alat untuk sedot lumpur sehingga lumpurnya akan kita pindah sehingga yang mungkin selama ini tertutup lumpur akan terlihat," ungkapnya.
Alat ketiga yang dibutuhkan KNKT adalah crane dengan kemampuan lebih besar. Kapasitas kapal Baruna Jaya I yang sebelumnya digunakan ternyata masih kurang.
"Satu lagi kita butuh alat selam, di mana para penyelam bisa lebih lama di dalam air. Karena yang kemarin itu kalau nggak salah penyelam hanya 10 menit dalam setiap kali selam," ucap Nurcahyo.
Sejumlah upaya sudah dilakukan untuk mendapatkan alat-alat tersebut. Salah satunya berdiskusi untuk memilih kapal khusus yang akan digunakan.
"Harapannya, dalam satu-dua hari ini kapal akan segera berangkat dari Singapura menuju ke lokasi," pungkasnya.
Saksikan juga video 'KNKT: CVR Tak Terdeteksi Bukan karena Tertimbun Lumpur':
(imk/rna)