"Ini karena banyak pek (minyak, red), jadi penyu juga sampai mati, mungkin karena banyak limbah pek dan juga sampah-sampah, lihat, banyak banget sampah-sampah, ada eceng gondok, segala plastik-plastik, dan juga yang lainnya. Wah sayang banget, penyu sangat besar-besar begitu sampai mati begitu, lihat..., " begitu kata seseorang yang merekam video bangkai penyu mengambang.
Video itu direkam oleh warga RT 01 RW04 Kelurahan Pulau Pari bernama Suryadi alias Ondoy, saat melintasi lautan sekitar pukul 12.00 WIB, Selasa (27/11/2018) siang tadi. Ketua RT 01, Edi Mulyono (34), menyatakan sampah-sampah plastik dan minyak tumpah--mereka sebut sebagai 'minyak pek'--diketahui mencemari laut sejak pagi tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kabar warganya, sampah ini sudah sampai ke Pulau Pramuka, yang berjarak satu jam dari Pulau Pari. Dia yakin sampah ini bukan berasal dari Kepulauan Seribu, melainkan dari daratan Jakarta yang punya 13 sungai itu.
"Ini rata-rata sampah kiriman dari 13 sungai dari pesisir Jakarta. Kalau dari Kepulauan Seribu, kita sendiri sadar lingkungan, sampah kita sudah tertangani dengan baik," kata Edi.
Soal minyak yang tumpah ke laut, dia tak tahu dari mana asalnya. Kawasan perairan sekitar Pulau Pari memang dilalui kapal-kapal. Namun sejauh ini dia belum pernah memergoki kapal menumpahkan minyaknya.
"Kayak minyak mentah begitu. Kita nggak tahu siapa yang buang. Lalu lintas kapal memang di sini, tapi sepanjang hidup saya di Pulau Seribu, belum pernah saya menangkap basah kapal yang membuang minyak," kata dia. (dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini